Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jelang Mudik, DPRD Banyuwangi Minta Pos Perbatasan Diperketat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: TIMES Indonesia

BANYUWANGI – Ketua DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Banyuwangi, I Made Cahyana Negara, meminta agar pos pemeriksaan COVID-19 di perbatasan lebih diperketat. Ini karena, untuk mewaspadai lalulintas arus mudik sebentar lagi.

Dilansir dari TIMES Banyuwangi, baik itu di titik Wongsorejo, Kalibaru, Paltuding Ijen maupun di ASDP pelabuhan Ketapang. Bahkan dia meminta pos juga didirikan di setiap stasiun dan sejumlah terminal di Banyuwangi.

“Kami minta dengan tegas agar pos penjagaan ini lebih diperketat lagi,” kata Made, Senin (20/4/2020) kemarin.

Diingatkan oleh Made, pos ini tidak hanya memeriksa suhu tubuh semata. Namun perlu dilakukan pendataan lengkap. Terkait riwayat bepergian dan tempat tujuan para pendatang. Oleh karena itu, satgas desa diminta untuk aktif turut serta dalam penjagaan ini.

“Setelah didata, harus disambungkan dengan satgas desa. Agar setibanya di rumah bisa mendapatkan pengawasan sesuai protokol yang berlaku,” imbuhnya.

Satgas Desa, kata Made, hendaknya proaktif dalam upaya penanganan COVID-19 ini. Baik itu diwajibakan isolasi mandiri ataupun menghubungkan dengan Pukesmas setempat. Sebab itu, satu orang pun pendatang tidak boleh terlewatkan dalam pendataan di pos screening ini.

Sejauh ini, lanjut Made, pemerintah telah melakukan pemeriksaan di pos-pos tersebut. Namun terkadang masih didapati kesenggangan dalam prosesnya. Sebab itu, menyambut arus mudik kali ini perlu ditingkatkan lagi dan semua pihak harus melakukannya dengan serius.

“Jangan sampai ada yang masuk ke Banyuwangi tanpa melalui pemeriksaan dan pendataan,” kata Made.

Ditekankan kembali oleh Made, petugas di penjagaan harus juga diperhatikan. Baik itu pemenuhan alat pelindung diri maupun jaminan intensif. Agar selama bertugas, petugas juga terhindar dari ancaman penularan virus corona tersebut.

“Satu orang kan menjaga selama 8 jam dalam satu shif, ya masing-masing harus diperhatikan lah. Baik itu keselamatannya atau jaminannya,” katanya.

Sementara itu, menyoal wacana pengadaan 5.000 rapid test, Made juga meminta pemerintah segera melakukan pengadaan alat tersebut.

Tujuannya, agar dapat dilakukan tes berskala massal. Sehingga bisa mendeteksi penyebaran virus ini secara dini, khususnya di lingkungan masyarakat pedesaan.

“Saya harap alat ini segera. Agar bisa dilakukan tes secara masal. Bila perlu, di pos itu kalau ada pendatang dengan suhu tinggi langsung di lakukan rapidtes,” pungkasnya.