BANYUWANGI – Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan terus melakukan percepatan pengembangan Bandara Blimbingsari Banyuwangi. Tahun 2018 mendatang, Bandara Banyuwangi akan dilakukan pengembangan sejumlah infrastrukturnya. Mulai apron (tempat parkir pesawat), penebalan landasan, hingga perpanjangan runway.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso mengatakan pengembangan ini terkait persiapan Bandara Blimbingsari Banyuwangi, yang akan menjadi pendukung Bandara Ngurah Rai Bali, saat IMF-World Bank Annual Meeting di Bali, Oktober 2018 mendatang. Menurut Agus, kapasitas Bandara Ngurah Rai Bali tidak cukup untuk menampung semua pesawat yang datang dalam acara tersebut. Karena itu, Bandara Banyuwangi akan menjadi back up Ngurah Rai.
“Di pertemuan tahunan IMF World Bank itu Menteri Keungan seluruh dunia akan datang. Nanti pesawatnya akan parkir di Banyuwangi, karena kalau di Bali semua tidak cukup. Karena itu, pengembangan Bandara Banyuwangi harus dipercepat Jadi kami koordinasi untuk percepatan pengembangannya,” kata Agus.
Untuk keperluan pengembangannya, lanjut Agus, Bandara Banyuwangi akan dilengkapi infrastrukturnya. Mulai dari apron (tempat parkir pesawat), pavement classiication number (PCN, dan runway.
Apron Blimbingsari saat ini berkapasitas dua pesawat jenis 737-500. Nantinya akan diperluas sehingga bisa menampung sembilan pesawat jenis 737-800 dan 900. Demikian juga landasan Blimbingsari akan dipertebal dari yang saat ini 36 PCN menjadi 45 PCN.
“Runway juga akan kami perpanjang. Sebenarnya untuk saat ini cukup, karena sudah 2.250. Tapi untuk fullroad tinggal perpanjangan 400 meter, sehingga bisa dilewati pesawat jenis Boeing 737-800 dan 900 NG,” kata Agus.
Agus menargetkan minimal Agustus 2018 pengembangan Bandara Banyuwangi sudah selesai. “Yang penting untuk infrastruktur kita siap sebelum forum berlangsung,” kata dia.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sangat berterima kasih atas komitmen pemerintah pusat yang terus mendukung pengembangan bandara. “Ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Pusat dan daerah yang produktif karena kita juga menginginkan percepatan. Pemkab selalu siap berkoordinasi dengan pusat,” kata Anas.
Bagi Anas, ini merupakan momentum bagi semua pihak untuk bersama-sama mengembangkan bandara Blimbingsari. Apalagi sudah ada maskapai yang berminat untuk melakukan International Flight ke Banyuwangi. “Ini ibarat gayung bersambut, setelah ada operator yang berminat untuk membuka international flight, pengembangan bandara Banyuwangi akan dipercepat,” kata Anas.
Bandara Blimbingsari Banyuwangi menjadi bandara dengan tingkat keselamatan dan keamanan terbaik di antara bandara seluruh Indonesia yang berada di bawah pengelolaan Kemenhub.
Bandara Banyuwangi sendiri mulai beroperasi 2010. Sejak 2014, pemerintah daerah mengembangkan terminal baru berkonsep hijau pertama di Indonesia dengan dana APBD Banyuwangi dan Pemprov Jatim.
Rute ke Banyuwangi dilayani empat kali sehari, yaitu tiga dari Surabaya oleh Garuda Indonesia dan Wings Air. Ada pula rute Jakarta-Banyuwangi oleh Nam Air. Jumlah penumpang terus melonjak. Pada 2011, jumlah penumpang baru 7.826 orang per tahun, lalu melonjak hingga 1.339 persen menjadi 112.661 orang pada 2016. (banyuwangikab.go.id)