BANYUWANGI – Menandai selesainya seluruh proses pembangunan terminal berkonsep hijau di Bandara Blimbingsari Banyuwangi, pemerintah daerah bersama masyarakat menggelar tasyakuran di terminal tersebut, Minggu malam (20/8). Acara ini diawali khataman Al-Quran yang dilaksanakan sejak Minggu pagi, santunan anak yatim, dan salat maghrib berjamaah.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, tasyakuran atau selamatan yang digelar sebagai wujud rasa syukur. Setelah proses pembangunan selama tiga tahun, kini terminal bandara berkonsep hijau pertama di Indonesia ini siap untuk dioperasionalkan.
“Alhamdulillah, terminal bandara selesai, sekarang sedang verifikasi Kementerian Perhubungan sebelum dioperasikan. Selamatan ini kita lakukan agar terminal bandara ini membawa berkah bagi Banyuwangi,” kata Anas.
Pelaksanaan selamatan yang berlanjut kenduri ini, kata Anas, juga sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal. Masyarakat yang tinggal disekitar bandara diundang untuk ikut mendoakan dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap keberadaan bandara di wilayahnya.
”Sejak awal kita konsep bandara ini mengakomodasi kearifan lokal masyarakat yang selalu berbondong-bondong mengantar atau menjemput sanak-saudaranya yang bepergian, maka kita sediakan anjungan, sehingga masyarakat tidak diusir-usir,” ujar Anas.
Selain diikuti warga sekitar, acara selamatan ini juga turut mengundang keluarga mantan bupati Banyuwangi. Kehadiran mereka sebagai bentuk penghormatan atas jasa para bupati Banyuwangi sebelumnya yang telah ikut serta dalam proses pengembangan bandara.
”Warga Banyuwangi berterima kasih kepada almarhum Bapak Samsul Hadi dan Ibu Ratna Ani yang berjasa merintis bandara. Alhamdulillah, dulu tidak ada penerbangan, sekarang ada lima penerbangan sehari ke Banyuwangi, dan akhir bulan ini enam kali sehari,” kata Anas.
Anas juga berterima kasih kepada pimpinan partai politik yang ikut hadir pada acara tasyakuran. ”Ini bentuk saling dukung eksekutif dan legislatif dalam membangun daerah. Tanpa kerja sama, membangun Banyuwangi akan sulit untuk diwujudkan,” beber Anas.
Terminal Bandara Banyuwangi berkonsep hijau dan mengadopsi budaya lokal. Sebagian besar bahan yang digunakan adalah kayu bekas. Terminal bandara mengedepankan konsep rumah tropis dengan penghawaan alami, sehingga nyaris tanpa AC. Desain interior minim sekat untuk menjamin sirkulasi udara dan sinar matahari. Hampir setiap sudut terminal dikelilingi kolam ikan untuk mengoreksi tekanan udara, sehingga suhu ruang tetap sejuk.
”Sehingga ini bukan hanya bandara, tapi landmark baru yang menarik wisatawan,” kata Anas.
Mulai Minggu (20/8), juga ada penambahan frekuensi terbang rute Jakarta-Banyuwangi oleh maskapai NAM Air (Sriwijaya Air Group), sehingga kini ada dua kali rute langsung Jakarta-Banyuwangi dalam sehari, yaitu pagi dan sore hari. Sebentar lagi, Garuda Indonesia juga akan menggarap rute tersebut. (banyuwangikab.go.id)