RadarBanyuwangi.id – Warga Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran masih mengandalkan jembatan apung untuk melintasi sungai. Jembatan yang terbuat dari kayu ini, sangat penting bagi warga, terutama anak-anak yang akan ke sekolah.
Bila air sungai sedang tinggi, warga yang bakan menyeberangi sungai akan menggunakan rakit yang sudah berumur lama. Jembatan apung ini tersusun dari kayu dan mengapung di atas puluhan jirigen besar berdiameter 50 centimeter. Jirigen ini menjadi penyangga yang memungkinkan kayu-kayu tersebut tetap terapung. “Selama banjir belum datang, kami masih menggunakan jembatan apung ini,” jelas Kepala Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Verry Nafaro.
Meski hujan sudah mulai turun di Banyuwangi, potensi air sungai akan meluap diperkirakan terjadi pada pertengahan November 2024. Pada saat itu, warga yang akan menyeberangi sungai beralih menggunakan rakit lama yang kondisinya dianggap masih layak. “Rakit lama itu hanya perlu sedikit perbaikan, dan bisa digunakan lagi saat air sungai meluap,” katanya.
Baca Juga: Jadi Akses Utama Warga Tiga Afdeling, Jarak Tempuh ke Pusat Kota Glenmore Banyuwangi Hanya 10 Kilometer
Verry menyebut jembatan apung ini tidak pernah dilepas, meski debit air sungai rendah. Jembatan ini oleh warga terus digunakan sehari-hari untuk menyeberangi sungai. “Kami selalu memakainya untuk aktivitas harian, terutama untuk anak-anak yang pergi ke sekolah,” ujarnya.
Saat sering turun hgujan deras, terang dia, warga siap-siap dengan peralatan alternatif seperti rakit. Rakit itu juga telah digunakan sejak lama dan disimpan untuk keadaan darurat. “Kalau air sungai mulai tinggi, kami siap menggunakan rakit,” cetusnya.
Di musim kemarau, jembatan ini tetap digunakan oleh warga, meski sungai kecil. Warga Sukamade terbiasa dengan keadaan tersebut, mengingat jembatan apung itu satu-satunya akses penyeberangan yang praktis. “Meski sungai sedang tidak deras, jembatan apung tetap kami manfaatkan,” katanya.(rei/abi)








