KOMPAS.com – Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) yang digelar Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International) sukses digelar pada 22-25 Juli 2024 di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).
Sebanyak 72 peserta dari berbagai negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Jepang, Eritrea, Belanda, hingga Spanyol, berebut gelar dan mengumpulkan poin untuk menjadi tim terbaik se-kontinental hingga se-dunia.
Kali ini, seluruh peserta harus menaklukkan empat etape dengan total 607,8 kilometer (km).
Pebalap berkebangsaan Eritrea yang telah menyandang gelar national champ tiga kali di negaranya, Merhawi Kudus dari tim UCI Continental Terengganu Cycling Team, pulang sebagai general classification atau juara umum TdBI.
Pebalap tersebut berhasil menjadi juara umum TdBI usai menaklukkan etape empat atau etape terakhir, dengan start di Boom Marina dan finish di Paltuding Gunung Ijen, Kamis (25/7/2024).
Baca juga: Luhut Ingin Tour de Banyuwangi Ijen Dibiayai APBN
Pada etape empat, Kudus meraih kemenangan mutlak setelah bersaing sengit di “jalur neraka” bersama Metkel Eyob, pebalap yang juga berasal dari Eritrea dan Terengganu Cycling Team.
Lintasan tersebut disebut banyak pihak sebagai jalur neraka karena melintasi tanjakan hors categorie, yaitu kategori tanjakan pada balap sepeda yang paling sulit ditaklukkan. Tanjakan menuju Paltuding Ijen sejauh 14,4 km dengan gradien hingga 23 persen.
Kudus akhirnya berhasil menyelesaikan etape empat dengan catatan waktu 4 jam 34 menit 54 detik, disusul oleh Metkel Eyob dengan catatan waktu 4 jam 36 menit 9 detik, dan Benjami Prades Reverte dari Spanyol dalam tim VC Fukuoka.
Pencapaian waktu tersebut membuat Kudus berhasil mendapatkan Ijen Sulfur Jersey (yellow jersey) atau pemimpin balapan, sekaligus Rebound Jersey (Polkadot Jersey) sebagai king of mountains.
Pertama kali mendatangi Banyuwangi, Kudus mengatakan, ia memiliki ekspektasi tinggi terhadap tanjakan Gunung Ijen.
Baca juga: Ini Pebalap Tercepat Etape Kedua International Tour de Banyuwangi Ijen
Ia mengaku telah mempelajari kondisi serta kesulitan jalur tanjakan yang masuk kategori Hors Categorie.
“Saya punya ekspektasi tinggi dengan track Ijen. Ini pertama kalinya saya ke Banyuwangi. Saya juga belajar banyak dari para cyclist yang lebih dulu pernah merasakan Ijen untuk mengetahui kesulitannya. Jika diukur skala 1 sampai 10, Ijen memiliki nilai 9,” ujar Kudus dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (7/8/2024).

Lagi-lagi Polygon Helios
Ada kesamaan di antara semua pemenang yang berdiri di podium juara umum Tour de Ijen, yakni sepeda yang mereka gunakan.
Lagi-lagi, Helios, sepeda balap yang dikenalkan oleh Polygon lebih dari 10 tahun lalu, menemani atlet nasional di berbagai kejuaraan, termasuk SEA Games 2011 dan Olimpiade 2012.
Merhawi Kudus, Metkel Eyob, dan Benjamin Prades Reverte yang menduduki tiga posisi teratas TdBI, semuanya menggunakan Polygon Helios seri tertinggi yang diluncurkan pada 2021 lalu.
Baca juga: Polygon Luncurkan Sepeda Gravel Carbon Pertama
Page 2
Chief of Product Development Zendy Renan mengatakan, sejak dulu bermimpi punya sepeda balap dengan DNA all-rounder dan performance yang dicintai semua orang.
“Saat Helios 300 yang dulu dipakai Liontin menang, kami hanya berpikir membuat sepeda balap dengan geometri yang pas. Lalu kami mengembangkan Helios agar lebih sesuai dengan kaidah ergonomi yang race oriented,” kata Zendy.
Namun, siapa sangka, setelah Polygon bekerja sama dengan berbagai atlet, mereka justru terasa didorong oleh para atlet mereka sendiri untuk berinovasi.
“Kami merasa sangat di-push oleh para atlet dan berusaha mengubah layup carbon frame kami, berhasil mengurangi bobot frame dari 1,1 kg menjadi sekitar 800 gr,” imbuh Zendy.
Brand Marketing Polygon Bikes, Alda Miranda, menambahkan, gaung Polygon Bikes di TdBI ini juga merupakan kolaborasi dan usaha kolektif dari semua anggota tim yang terlibat, baik Terengganu Cycling Team, VC Fukuoka, maupun Nusantara Pro Cycling Team.
Baca juga: Sepeda Listrik Polygon Raih Penghargaan Desain di Jepang
“Terima kasih untuk atlet-atlet yang sudah berusaha maksimal. Ini adalah sebuah kolaborasi yang luar biasa! Terlebih ini adalah one of the best race di Asia. Langkah awal untuk mengenalkan sport tourism Indonesia di mata dunia,” kata dia.
Tidak hanya general classification, pesepeda asal Indonesia dari Nusantara Pro Cycling Team Muh Imam Arifin juga berhasil mengamankan Gandrung Jersey (Red and White Jersey) sebagai pebalap Indonesia terbaik. Imam juga turun pada TdBI menggunakan sepeda Polygon Helios A.
Tidak hanya Gandrung Jersey, pada etape sebelumnya, tubuh pria berperawakan kecil namun kuat ini sudah berhasil menaklukkan Sulfur Jersey pada etape sebelumnya.
“Hasil yang memuaskan di etape tiga untuk debut pertama kamu di Tour de Banyuwangi Ijen 2024. Imam Arifin mengamankan Ijen Sulfur Jersey untuk etape hari ini,” tulis Nusantara dalam keterangan Instagramnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.