Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Keistimewaan SMPN 2 Kalipuro dari SMP Lain di Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Kepala Sekolah SMPN 2 Kalipuro, H Supriyadi M Pd saat menunjukkan hasil kerajinan para peserta didiknya, Selasa (8/8/2017) (Foto: timesbanyuwangi.com)

BANYUWANGI – Secara georafis letak SMPN 2 Kalipuro Banyuwangi berada di wilayah pinggiran atau sebelah utara kota yang berjuluk The Sunrise Of Java. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat serta kesigapan dalam memberikan pengalaman pembelajaran terhadap siswa-siswa termasuk juga keterampilan peserta didiknya.

Pada umumnya di sekolah lainnya prestasi akademik pelajar lebih ditonjolkan dari pengalaman pembelajaran dan keterampilannya. Namun ini sedikit berbeda dengan SMPN 2 Kalipuro.

Seperti yang disampaikan Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2 Kalipuro, H Supriyadi M Pd, saat ditemui kru TIMES Indonesia di lingkungan Sekolah. Dia mengatakan, kegiatan akademik di sekolah yang dipimpinnya tak ubahnya seperti sekolah menengah pertama pada umumnya.

Sebagai penyeimbang kegiatan non akademik terus dikembangkan, supaya peserta didik memperoleh pengalaman yang lebih kompleks. Diantaranya, menumbuhkan jiwa seni, keterampilan dan kegiatan positif lainnya.

“Metode yang kami terapkan adalah menggali dari minat dan bakat siswa, seperti menenun batik, mendaur ulang sampah bekas makanan untuk kerajinan tangan. Jadi tidak langsung menginstruksikan kepada anak-anak tapi kita upayakan untuk menjalin keakraban, sehingga anak-anak berani mengajukan ide-ide yang kemudian kita fasilitasi dan kita dampingi,” kata Supriyadi saat berada taman Spot Selfie SMPN 2 Kalipuro, Selasa (8/8/2017)

Dari kegiatan non akademik, sambung Supriyadi, pembuatan kerajinan dari proses daur ulang juga pernah mengantarkan peserta didiknya memperoleh juara II di tingkat kabupaten beberapa tahun yang lalu. Dia berkomitmen akan terus mengembangkan dan turut serta dalam mengembangkan keterampilan anak didiknya.

“Karena minat siswa semakin meningkat, semua fasilitas yang diperlukan kami alokasikan dari dana BOS, sehingga usai sekolah disini anak-anak mempunyai skill atau keterampilan sesuai minat dan bakat mereka yang bisa dikembangkan lagi. Nantinya kalau memungkinkan produk-produk yang dihasilkan oleh siswa akan diperjualbelikan melalui Galery Sekolah, secara bertahap semoga bisa tercapai,” ungkapnya berharap.

Sementara Guru Bidang Studi Kesenian, Setyaning Utami menambahkan, awalnya peserta didik kita bekali dengan cara membimbing dan pendampingan setiap tatap muka pelajaran kesenian. Sebulan ada empat kali pertemuan. Setelah minat peserta didik mulai tumbuh, pendampingan terus ditingkatkan serta menambah sejumlah fasilitas pendukung untuk kreatifitas keterampilan siswa.

“Seluruh fasilitas seperti alat tenun, mesin jahit, etalase dan banyak lagi yang lainnya dari sekolah semua. Selain itu, seperti batik misalnya, kita membuat motif sendiri yakni batik manggaran atau motif buah kelapa, agar para siswa dapat turut serta melestarikannya. Sedang dari proses daur ulang dari botol atau gelas plastik sampai kulit permen juga dapat dijadikan kerajinan tangan seperti tas, topi, jam dinding, bros dan lainnya,” terang Utami. (timesbanyuwangi.com)