KOMPAS.com – Kemacetan parah melanda jalur nasional Situbondo–Banyuwangi, Jawa Timur, sejak Selasa (22/7/2025). Hingga Kamis (24/7/2025), antrean kendaraan, terutama truk besar, masih mengular hingga sepanjang 28 kilometer dari kawasan Alas Baluran hingga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Sejumlah sopir mengaku telah terjebak di lokasi selama dua hari dua malam. Salah satunya adalah Abdurahman, sopir truk tronton yang membawa muatan semen dari Gresik menuju Bali.
“Sudah dua hari dua malam saya di sini. Biasanya tiga hari perjalanan sudah bongkar, ini mungkin bisa lima hari,” ujar Abdurahman saat ditemui di area Dermaga Bulusan, Banyuwangi, Kamis siang.
Ia mengatakan, sejak Selasa sore, truk yang dikemudikannya terjebak macet di kawasan Wongsorejo, Banyuwangi, dan baru bisa merambat perlahan ke arah pelabuhan.
Baca juga: Jalan Pantura Hutan Baluran Situbondo Mengalami Kemacetan Panjang
Namun setibanya di Pelabuhan Ketapang, ia tak langsung bisa menyeberang ke Bali. Truk-truk besar seperti yang ia kendarai dialihkan ke kantong parkir Dermaga Bulusan untuk menunggu giliran menyeberang melalui Dermaga LCM.
“Ini yang paling parah sejak saya menyopir. Dulu pernah macet, tapi hanya sehari semalam,” tambah Abdurahman, wajahnya tampak kelelahan.
Keluhan senada disampaikan Yudi, sopir tronton asal Surabaya, yang juga mengaku sudah berhari-hari terjebak kemacetan di jalur Situbondo-Banyuwangi.
“Sudah enggak bisa dihitung berapa lama di sini. Sudah hitungan hari,” ujar Yudi.
Sementara itu, Ginanjar, sopir truk lain yang hendak mengirim muatan ke Denpasar, mengatakan bahwa dalam 22 jam terakhir, truknya hanya bergerak sejauh 5 kilometer.
“Saya nyopir sejak 2018. Ini kemacetan paling parah yang pernah saya alami,” ucapnya.
Baca juga: Jalur Gumitir Ditutup, Ini Rute Alternatif dari Jember ke Banyuwangi
Penutupan Jalur Gumitir dan Pembatasan Angkutan di Ketapang
Kemacetan di jalur Situbondo–Banyuwangi diperparah oleh dua faktor utama:
1. Penutupan total Jalur Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi dan Jember untuk kepentingan proyek preservasi jalan nasional.
2. Pembatasan akses kendaraan besar ke Pelabuhan Ketapang, yang menyebabkan truk-truk menumpuk di jalan raya.
Ekor kemacetan mencapai kawasan Alas Baluran, Situbondo, sekitar 28 km dari Pelabuhan Ketapang. Mayoritas kendaraan yang terjebak adalah truk-truk besar dan truk tronton.
Pantauan di aplikasi Google Maps menunjukkan jalur dari Alas Baluran hingga Ketapang berwarna merah padat, menandakan kemacetan berat.
Baca juga: Jalur Gumitir Ditutup Total hingga September 2025, Lalu Lintas Jember-Banyuwangi Dialihkan
Untuk mengurai kemacetan yang semakin parah, Polresta Banyuwangi mengerahkan ratusan personel ke sejumlah titik rawan macet.
Page 2
“Kami menurunkan anggota sepertiga dari kekuatan Polresta ke lokasi. Termasuk dari polsek jajaran,” kata Wakapolresta Banyuwangi AKBP Teguh Priyo Wasono.
Ia menambahkan, petugas dari berbagai satuan—termasuk Reskrim, Shabara, dan Polairud—ikut diturunkan untuk membantu mengatur arus lalu lintas.
Salah satu fokus pengamanan adalah mencegah kendaraan “ngeblong” atau menyerobot jalur, yang berpotensi memperparah kemacetan.
“Selain menurunkan personel, kami juga memberlakukan rekayasa lalu lintas, seperti jalur satu arah di Jalan Lingkar Ketapang, dan pengalihan kendaraan kecil langsung ke pelabuhan,” jelas Teguh.
Baca juga: Dampak Penutupan Jalur Gumitir, Kemacetan Parah ke Pelabuhan Ketapang Hingga Hutan Baluran
Kendaraan roda empat pribadi diperbolehkan menyeberang langsung ke Bali. Namun, kendaraan berat seperti truk besar tetap harus menunggu giliran di Dermaga Bulusan.
Yosep, sopir lain yang sudah terjebak sejak Rabu sore di Wongsorejo, masih belum bisa bergerak banyak hingga Kamis pukul 10.00 WIB.
“Teman-teman yang sudah sampai Bulusan saja belum bisa gerak. Paling besok baru bisa masuk pelabuhan,” ujarnya dengan nada pasrah.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Cerita Sopir Truk Tronton di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Terjebak Kemacetan Hingga Dua Hari dan Kemacetan Parah di Jalur Situbondo-Banyuwangi, Ratusan Polisi Diturunkan untuk Lakukan Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
