RADARBANYUWANGI.ID – Warga Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, menggelar tradisi Puter Kayun, Rabu (9/4).
Selain untuk melestarikan tradisi, puter kayun merupakan salah satu cara warga setempat untuk menghormati sekaligus menepati janji kepada leluhur mereka, yakni Ki Martojoyo atau Buyut Jakso.
Tradisi ini sudah digelar sejak ratusan tahun lalu. Dalam pelaksanaannya, warga naik dokar alias delman dari Kelurahan Boyolangu menuju kawasan wisata Watudodol yang berjarak sekitar 15 kilometer (km).
Baca Juga: Catut JawaPos.com, Percobaan Penipuan Sasar Instansi Pemkab Banyuwangi
Menurut warga Boyolangu, tradisi ini dilakukan untuk menepati janji dan menghormati jasa Ki Martojoyo atau Buyut Jakso yang telah berjasa membuka akses jalan di kawasan utara Banyuwangi.
Tokoh pemuda dan adat Boyolangu, Slamet Darmadi mengatakan, tradisi ini merupakan bagian penting dari indentitas masyarakat setempat.
”Dengan menggelar Puter Kayun, kita dapat mengingat dari mana kita berasal. Ini sekaligus sebagai cara kami mengenang jasa Ki Buyut Jakso dalam membuka jalan di area Pantai Watudodol,” ujarnya.
Baca Juga: Calon Pengantin Wajib Mengikuti Bimbingan Perkawinan: Ini Tujuan yang Ingin Dicapai
Slamet menambahkan, tradisi ini juga menjadi wujud rasa syukur masyarakat atas limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi Dewa Alit menyebut, tahun ini ada banyak rangkaian kegiatan yang digelar untuk mengiringi ritual Puter Kayun.
Selain ritual inti, mulai dari mengirim doa ke makam Buyut Jokso hingga selamatan kupat, ada atraksi tambahan seperti Kebo-keboan dan kesenian barong.
”Inti ritual ini adalah penghargaan dan penghormatan atas jasa Buyut Jokso membuka akses jalan dari Banyuwangi ke wilayah utara yang terus diperingati secara turun-temurun,” jelas Dewa. (rio/sgt/c1)