BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi berhasil menyabet dua penghargaan di ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Otonomi Awards Provinsi Jatim. Penghargaan tersebut diraih lewat program pendidikan “Agage Pinter” dan pengembangan UMKM “Balon Unyu”.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo kepada Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko di Surabaya, Senin malam (22/10) dalam acara penyerahan Penghargaan Top 25 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Otonomi Award di Surabaya.
Program pendidikan Agage Pinter (Agar Cepat Pintar) meraih Otonomi Award Kategori Utama (Grand Category) Daerah dengan Terobosan Inovatif untuk Orang dengan Disabilitas. Sementara Balon Unyu (Belanja Online Mudah Produk Banyuwangi) berhasil memenangi Kompetisi Inovasi Pelaynan Publik Jawa Timur.
“Terima kasih kepada Pemprov Jatim dan pihak penyelenggara yang telah mengapresiasi kinerja Banyuwangi lewat penghargaan ini. Ini akan menjadi pemicu bagi kami untuk terus berinovasi dalam melayani publik,” kata Yusuf, Selasa (23/10/2018).
Dijelaskan Yusuf, program Agage Pinter adalah pemberian kesempatan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk bisa mengikuti proses pembelajaran yang sama di sekolah reguler, atau yang biasa dikenal dengan sekolah inklusi.
“Ini dimulai sejak 2014. Semua sekolah dilarang menolak pendaftaran dari ABK dan anak penyandang disabilitas, khususnya yang dekat dengan lokasi rumah anak tersebut,” kata Yusuf.
Saat ini, lanjut dia, telah ada 217 sekolah inklusi tersebar di seluruh Banyuwangi dari berbagai tingkatan, mulai TK hingga SMA. ABK yang bersekolah, akan didampingi satu guru pendamping khusus (GPK) selama proses pembelajaran.
“Tahun ini kami kucurkan dana Rp 1,36 miliar untuk program ini,” kata Yusuf.
Tentang program Balon Unyu sendiri, terang Wabup, adalah program pendampingan, pemberdayaan dan edukasi bagi pelaku UMKM Banyuwangi. Program ini meliputi tiga hal, yaitu marketing on-line, packaging, dan teknik fotografi.
“Lewat program ini, pemerintah daerah berupaya meningkatkan kapasitas dan daya saing pelaku UMKM lokal. Mereka diedukasi tentang berbagai hal, mulai e-commerce, pengemasan produk (product packaging) hingga pengiriman produk (product shipping). Tak ketinggalan juga, teknik fotografi bagaimana membuat foto produk yang menarik ketika dipasarkan secara on line,” terang Wabup.
Semua bentuk pelatihan dan pemberdayaan tersebut, imbuh Wabup, diberikan secara gratis dan dilakukan sendiri oleh pemda melalui tim Rumah Kreatif Banyuwangi Mall, sebuah situs belanja online yang digagas Pemkab Banyuwangi yang khusus memasarkan produk UMKM lokal.
“Program ini fokus memberikan edukasi, bukan berorientasi transaksi. Hal ini belum dilakukan oleh pemda mana pun. Alhamdulillah, Banyuwangi sudah memulainya dan berhasil mendapat apresiasi positif dari pemerintah provinsi Jatim,” ujar Wabup.