Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Keren! Warga Banyuwangi Sulap Selokan Jadi Kolam Ikan Lele

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

 

BANYUWANGI – Budi daya ikan lele lazimnya dilakukan di kolam atau tambak. Namun, warga perumahan Agus Salim Residance, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi justru beternak ikan lele di got atau selokan.

Menariknya, ikan lele yang dibudidaya di selokan tidak mengeluarkan bau yang mengganggu warga perumahan dan tetap menggunakan air bersih. Kini sudah ada 4 titik kolam lele di selokan yang dikelola warga perumahan.

Inovasi pemanfaatan selokan menjadi kolam lele, dimulai melalui kelompok belajar bernama Padepokan Agus Salim Residance (ASR). Sebuah kelompok belajar dan bermain Anak-anak di perumahan.

“Awalnya saya hanya ingin menjadikan warga perumahan agar lebih bermasyarakat, bikin Padepokan ASR. Kami ingin menjadikan warga guyup, dan memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Serta ada dampak ekonomi, lingkungan dan sosial,” ujar Pendiri Padepokan ASR, Novian Dharma Putra, saat ditemui di perumahannya.

Novian menuturkan, inovasi ini dimulai sejak akhir tahun 2017, berawal dari nongkrong bersama tetangga perumahan. Hingga saat ini sudah ada 5 Kartu Keluarga (KK) yang bergabung dengan sistem iuran Rp 300 ribu dan gotong royong.

Warga hanya perlu membuat sekat pembatas selokan dan tutup bagian atas agar tidak dimasuki kotoran. Mulanya hanya menaruh 300 bibit lele dengan ukuran panjang selokan sekitar 4-5 meter. Hasil panen pertama, kelompok Padepokan ASR panen hingga 30 kilogram.

“Hasilnya buat beli bibit lagi, sekarang sudah diisi 950 bibit per selokan, dan pakan lele yang sekarang. Minggu depan sudah panen yang kedua,” kata dia.

Selokan di perumahan, jelas dia, memang tidak berfungsi menjadi tempat limbah pembuangan rumah tangga. Masing-masing rumah sudah memiliki septic-tank untuk pembuangan limbah dan tinja.

Sementara untuk resapan air hujan, sudah dengan resapan jalan paving. Apalagi, jika ada air yang tersisa di selokan tersebut juga kadang justru menimbulkan berkembangnya jentik nyamuk. Ke depan, mereka juga ingin membuat resapan sistem biopori yang lebih ramah lingkungan.

Suryadi (56) salah satu warga yang memanfaatkan selokan di rumahnya jadi kolam lele mengatakan, sudah punya cara agar bau budidaya lelenya tidak mengeluarkan bau yang mengganggu. Caranya sesekali cukup memberi daun pepaya dan serabut kelapa. Air yang digunakan, cukup memanfaatkan dari PDAM.

“Saya jamin tidak bau, jadi tidak mengganggu. Agar tidak mudah mati, lele butuh puasa seminggu sekali. Sekarang aja warga yang lain sudah mulai tertarik,” ungkapnya.

Novian menambahkan, ke depan, Padepokan ASR juga ingin memanfaatkan limbah air wudu di musola yang bisa langsung dialirkan ke selokan berisi lele. “Intinya pemanfaatan. Untuk menjaga, kami hanya cukup memberi aturan jangan cuci muka pakai sabun di kran air wudu,” kata dia.

Tidak hanya itu, Padepokan ASR kini juga tengah membuat ide bank sampah. Limbah rumah tangga semua dikumpulkan dan dijual untuk kas tabungan. Beberapa juga menjadi kerajinan yang bernilai jual lebih, seperti tas dari celana jins bekas.

Saat ini, beberapa warga sudah memanfaatkan lahannya untuk tanaman palawija. Setiap gang rumah yang kompak, juga sudah membuat tong sampah organik dan nonorganik dari ember bekas untuk ditanami palawija sebagai bentuk penghijauan.

”Lahan kami di perumahan terbatas. Tapi bagaimana menciptakan suasana perkotaan ini rasa pedesaan yang asri,” tandas pria yang bekerja di Pertamina itu.