Radarbanyuwangi.id – Menjelang Hari Raya Idul Adha, penjualan kambing untuk kurban sepi pembeli, Kamis (13/6). Salah satu penjual kambing, Slamet Santoso, 47, warga Dusun Lugonto, Desa/Kecamatan Rogojampi mengatakan, penjualan kambing untuk Hari Raya Idul Adha itu biasanya mulai ramai sejak H-7.
Tetapi, hingga Kamis (13/6), penjualan hewan kurban masih sepi di Pasar Hewan Genteng. “Kalau kondisi sekarang agak menurun, tidak seperti tahun lalu. Biasanya H-7 sudah ramai, tidak tahu kenapa seperti ini, apa panenan rusak, intinya masih sepi,” ujarnya.
Akibat penjualan kambing yang menurun, harga yang ditetapkan turut terseret. Rata-rata penurunan harga setiap kambing mencapai Rp 250 ribu per ekor.
“Kambing yang tahun lalu harganya Rp 4,5 juta, sekarang hanya dijual Rp 4,25 juta. Sama seperti kambing yang sebelumnya dipatok harga Rp 3,5 juta, sekarang menjadi Rp 3,25 juta,” imbuhnya.
Stok kambing di pasaran, kata Slamet, menjadi salah satu penyebab harga kambing dan penjualan menurun. Tidak hanya peternak kambing di Banyuwangi yang menyuplai stok hewan ternak, tetapi peternak dari Jember dan lainnya memperbanyak jumlah kambing untuk Hari Raya Qurban.
“Dulu ada pembeli dari Surabaya, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Sidoarjo, dan Gresik yang membeli kambing. Sekarang sepi, orang lokal saja juga tidak terlalu banyak,” ungkapnya.
Meski demikian, Slamet tidak terlalu ambil pusing terhadap hal itu. Menurutnya, naik turunnya penjualan dan harga kambing sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis. “Karena stok saat ini masih banyak, jadi harganya murah. Nanti setelah Hari Raya Qurban mungkin akan naik lagi,” katanya.
Hal senada sempat diungkapkan oleh Nuryanto, 52, salah satu peternak kambing asal Dusun Tojo Kidul, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu. Harga kambingnya, tahun ini menurun hingga 50 persen.
Penurunan harga yang cukup signifikan itu, membuatnya enggan untuk menjual. “Dulu harga kambing jantan Rp 4 juta per ekor, sekarang hanya Rp 2 juta per ekor,” terangnya.
Nuryanto mengaku memiliki 33 ekor kambing, dan yang sudah siap jual hanya empat ekor. Harga jual yang sangat rendah, kambingnya itu akan tetap dipelihara.
“Resiko kambing tidak segera terjual cukup berat bagi peternak, terutama pemilik ternak yang tidak punya tanaman untuk pakan sendiri. Kalau punya tanaman pakan tidak khawatir,” tandasnya.(rei/abi)