RADAR GENTENG – Ini bisa menjadi peringatan agar berhati-hati dalam transaksi di bank. Agar tidak mengalami nasib malang seperti Bustanul Arifin, 28, warga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
Karena klik link bodong dari nomor tak dikenal, tabungan sebesar Rp 106.700.000 juta di rekening Bank Syarian Indonesia (BSI) miliknya, raib dalam sekejap.
Kejadian apes yang menimpa pria kelahiran Situbondo itu, terjadi pada Selasa (19/11/2024) lalu. Masalahnya, hingga kini laporannya ke pihak berwajib belum mendapat kejelasan.
“Kejadian ini 19 November 2024, di hari yang sama juga, saya laporang ke polisi (Polsek Genteng) dan minta petunjuk ke BSI Genteng,” kata Bustanul Arifin kepada Jawa Pos Radar Genteng, Jumat (3/1).
Menurut Arifin, kejadian itu bermula saat mendapat telepon dari nomer tidak dikenal pada Selasa siang.
Pria yang berbicara di telepon itu, mengaku petugas dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang bertugas menertibkan pajak pemilik usaha di Indonesia. “Mengakunya dari Direktorat Pajak,” ungkapnya.
Arifin yang sejak 2021 memiliki PT dan belum pernah mengurus pajak, percaya dengan penjelasan pria yang baru meneleponnya tersebut.
Dalam penjelasannya, Arifin diminta mengisi sejumlah data penting di tautan sebagai bukti transparansi pajak. “Yang harus diisi, nama, NIK, hingga kapan saya mendirikan PT,” ujarnya.
Tak butuh waktu lama, Arifin selesai mengisi form yang termuat dalam link dengan logo DJP itu. Apesnya, setelah form itu disubmit, handphone (HP) infinix hot 50 pro miliknya tiba-tiba blank. Ia menyadari HP miliknya telah disadap.
“Saya sadar HP saya diklonning. Sekitar 23 menit kemudian normal lagi,” katanya ditemui di rumahnya.
Saat HP miliknya kembali normal, Arifin langsung mengecek dua aplikasi mobile banking di HP. Nahasnya, satu tabungan di rekening BSI miliknya berhasil dibobol si penipu itu.
Dilihat dari mutasinya, uang itu dikirim ke seorang bernama Yoga Habibi dan ditracking beralamat di Binjai, Sumatera Utara.
“Saya lihat yang BSI sudah habis, totalnya berkurang Rp 106.700.00, sedangkan rekening satunya di BRI masih aman,” ungkapnya.
Sadar menjadi korban penipuan, Arifin langsung mendatangi Kantor BSI Genteng di Jalan Gajah Mada, Desa Genteng Kulon.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 2
“Dari BSI tidak bisa bertanggungjawab, karena murni kesalahan saya, dan saya menyadari. Tapi kenapa ada PIN-nya masih bisa dibobol,” keluhnya seraya menyebut pihak bank tidak bisa mengirimkan data nasabah penerima transferan itu karena terikat kerahasiaan nasabah.
Mendapat jawaban dari BSI, Arifin melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Genteng. Laporannya masuk dan dibuktikan dengan Surat Tanda Terima Laporan/Pengaduan Masyarakat (STTLPM) bernomor STTLPM/165/XI/2024.
“Sampai sekarang belum ada kejelasan, saya masih belum dipanggil, makanya saya juga bingung,” ungkapnya.
Arif sendiri mengaku sudah pesimistis jika uangnya bisa kembali. Hanya saja, ia ingin pengalamannya ini bisa menjadi pelajaran agar nantinya tidak terulang kepada orang lain.
“Mungkin ada banyak orang yang juga jadi korban penipuan, tapi tidak terselesaikan, semoga yang lain bisa hati-hati,” ucapnya.
Sementara itu, saat Jawa Pos Radar Genteng konfirmasi ke BSI Genteng, salah satu pegawai mengaku tidak bisa memberikan konfirmasi terkait masalah tersebut.
Salah satu pimpinan bank tersebut yang minta namanya tidak dikorankan, menyarankan untuk bersurat ke jajarannya yang berwenang.
Kanit Reskrim Polsek Genteng, Ipda Sujarwadi membenarkan ada laporan masuk terkait hal itu. Menurutnya, laporan Arifin itu sedang dalam penyelidikan.
“Kami sudah menghubungi BSI untuk meminta data penerima transferan itu, tapi tidak bisa. Secepatnya korban akan kita panggil untuk pemeriksaan lanjutan,” cetusnya. (sas/abi)
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 3
RADAR GENTENG – Ini bisa menjadi peringatan agar berhati-hati dalam transaksi di bank. Agar tidak mengalami nasib malang seperti Bustanul Arifin, 28, warga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
Karena klik link bodong dari nomor tak dikenal, tabungan sebesar Rp 106.700.000 juta di rekening Bank Syarian Indonesia (BSI) miliknya, raib dalam sekejap.
Kejadian apes yang menimpa pria kelahiran Situbondo itu, terjadi pada Selasa (19/11/2024) lalu. Masalahnya, hingga kini laporannya ke pihak berwajib belum mendapat kejelasan.
“Kejadian ini 19 November 2024, di hari yang sama juga, saya laporang ke polisi (Polsek Genteng) dan minta petunjuk ke BSI Genteng,” kata Bustanul Arifin kepada Jawa Pos Radar Genteng, Jumat (3/1).
Menurut Arifin, kejadian itu bermula saat mendapat telepon dari nomer tidak dikenal pada Selasa siang.
Pria yang berbicara di telepon itu, mengaku petugas dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang bertugas menertibkan pajak pemilik usaha di Indonesia. “Mengakunya dari Direktorat Pajak,” ungkapnya.
Arifin yang sejak 2021 memiliki PT dan belum pernah mengurus pajak, percaya dengan penjelasan pria yang baru meneleponnya tersebut.
Dalam penjelasannya, Arifin diminta mengisi sejumlah data penting di tautan sebagai bukti transparansi pajak. “Yang harus diisi, nama, NIK, hingga kapan saya mendirikan PT,” ujarnya.
Tak butuh waktu lama, Arifin selesai mengisi form yang termuat dalam link dengan logo DJP itu. Apesnya, setelah form itu disubmit, handphone (HP) infinix hot 50 pro miliknya tiba-tiba blank. Ia menyadari HP miliknya telah disadap.
“Saya sadar HP saya diklonning. Sekitar 23 menit kemudian normal lagi,” katanya ditemui di rumahnya.
Saat HP miliknya kembali normal, Arifin langsung mengecek dua aplikasi mobile banking di HP. Nahasnya, satu tabungan di rekening BSI miliknya berhasil dibobol si penipu itu.
Dilihat dari mutasinya, uang itu dikirim ke seorang bernama Yoga Habibi dan ditracking beralamat di Binjai, Sumatera Utara.
“Saya lihat yang BSI sudah habis, totalnya berkurang Rp 106.700.00, sedangkan rekening satunya di BRI masih aman,” ungkapnya.
Sadar menjadi korban penipuan, Arifin langsung mendatangi Kantor BSI Genteng di Jalan Gajah Mada, Desa Genteng Kulon.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.