Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kontraktor Harus Tanggung Jawab Penuh Terhadap Kapal Senilai Rp. 114 Miliar

KRI Klewang Terbakar
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KRI Klewang TerbakarTERBAKARNYA KRI Klewang 625 menjadi pukulan telak bagi Kementerian Pertahanan. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin mengatakan, insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin Industry Invest sebagai kontraktor pembuat kapal ”Harus ganti full. Itu ada dalam kontrak pengadaannya. Kalau sudah serah terima resmi, baru kami yang bertanggung jawab,” ujar Hartind saat dikonfirmasi di Jakarta kemarin. TNI-AL memesan empat unit kapal tersebut.

Namun, baru satu yang masuk tahap uji coba berlayar untuk dilihat apa saja yang kurang guna disempurnakan. ”Kapal ini belum diserahterimakan secara resmi. Dalam setiap pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), selalu ada proses serah terima secara resmi dari pihak pembuat kepada Kementerian Pertahanan untuk kemudian diteruskan kepada matra pengguna. Serah terima itu dilakukan Menhan,” ujarnya.

Karena itu, yang dilakukan pada 31 Agustus lalu bukan serah terima secara resmi. ”Itu baru semacam perkenalan ke publik,” kata mantan atase pertahanan KBRI Malaysia tersebut. Nah, ketika kemudian terjadi sesuatu seperti terbakarnya kapal kemarin, produsenlah yang bertanggung jawab sepenuhnya. Hal senada disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI-AL Laksma Untung Suropati.

”Kami tidak bertanggung jawab karena kapal tersebut statusnya belum milik TNI Angkatan Laut,” tandasnya. Untung mengaku belum mengetahui seperti apa perjanjian ke depan pasca kebakaran KRI Klewang. Pihaknya belum mengetahui penyebab terbakarnya kapal. Sementara itu, Kadispen Armatim Letkol Laut Yayan Sugiana mengatakan, Panglima Armatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono sudah meluncur ke lokasi kebakaran untuk melihat langsung kondisi kapal.

Selain itu, akan segera dilakukan pemeriksaan terkait dengan penyebab kebakaran. ”Antara Armatim dan pembuat kapal sepakat membuat tim khusus untuk mendalami peristiwa ini,” ujarnya. Menurut rencana, KRI Klewang ditempatkan di
Armatim. Untuk itu, Armatim menyiapkan 33 personel guna mengoperasikan kapal tersebut. Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Strategi Indonesia Rizal Darmaputra berpendapat, investigasi mendalam yang
melibatkan intelijen militer harus dilakukan.

”Semua kemungkinan harus diperiksa. Termasuk adanya kemungkinan sabotase pihak lain,” tegasnya. KRI Klewang merupakan proyek bergengsi yang sangat membanggakan. ”Agak janggal ketika tiba-tiba terbakar. Kapal ini bukan seperti proyek eksperimen, tapi pasti ada sistem sekuriti yang ketat. Ini yang jadi tantangan tim penyelidik,” lanjutnya. Alumnus IDSS Jenewa itu berharap agar hasil investigasi diumumkan secara terbuka. ”Supaya publik tahu, karena uang yang dipakai membuat itu juga dari dana pajak rakyat,” ujarnya. (radar)