Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Korban Gas Elpiji Bocor Masuk Ruangan Khusus

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GENTENG, Jawa Pos Radar Genteng – Satu keluarga asal Dusun Melik, Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono yang mengalami luka bakar akibat kebocoran gas elpiji, masih menjalani perawatan di RSUD Genteng, Rabu (1/3). Mereka dimasukkan dalam satu ruangan khusus, dan keluarganya dilarang membesuk..

Sehari setelah peristiwa kebocoran gas tersebut, keempat korban Suryono, 72, bersama istri Khoyimah, 55, dan dua anaknya Hadi Sofyan, 24, dan M Ibnu Mubarok, 18, menjalani perawatan di ruang bedah perawatan. “Keempatnya masih harus diobservasi,” ujar Kepala Ruang Bedah Perawatan RSUD Genteng, Dwi Paryanti.

Luka bakar yang diderita satu keluarga tersebut, terang Dwi, mencapai 30 persen. Sehingga harus dirawat di ruangan khusus dan belum bisa dibesuk. “Di depan ruangan itu terpasang tulisan untuk tidak mengunjungi pasien tersebut,” katanya.

Larangan dibesuk itu, jelas dia, agar keluarga dan kerabat tidak menjenguk empat orang yang menderita luka bakar tersebut secara bersamaan. Sebab, luka yang diderita rawan terkena infeksi. “Dikhawatirkan jika terlalu banyak yang datang, pasien malah tidak kunjung sembuh,” terangnya.

Ditanya soal kemungkinan lama perawatan, Dwi mengungkapkan, untuk luka bakar seperti yang diderita satu keluarga itu membutuhkan waktu sekitar sepuluh hari. “Butuh waktu sepuluh hari untuk bisa pulang dan jalani rawat jalan,” cetusnya.

Dwi menyampaikan saat ini perawatan yang dilakukan pada satu keluarga yang terbakar itu mengganti perban. Perban yang diganti itu, dipasang sehari sebelumnya. “Setiap hari perban diganti,” ungkapnya.

Di luar ruangan tempat satu korban kebocoran gas elpiji itu dirawat, tampak kerabat korban yang satu per satu datang. Salah satunya kakak kandung tertua Suryono. “Saya di sini menunggu adik (Suryono) dan keluarganya sejak Selasa (28/2),” ungkap Eromah, 80.

Nenek yang rumahnya tak jauh dari rumah keluarga Suryono itu mengatakan, kerabat korban sudah banyak yang datang untuk menjenguk. “Yang datang sudah banyak, ini masih menunggu keluarga dari Jakarta,” imbuhnya.

Suryono, lanjut Eromah, anak keempat dari lima bersaudara. Sudah lebih dari sepuluh tahun, adiknya itu jualan lauk pauk. Untuk mempersiapkan dagangannya itu, dilakukan sejak dini hari. “Kejadiannya waktu adik (Suryono) dan istrinya akan memasak dagangannya,” terang nenek yang sudah punya sepuluh cucu itu.

Camat Srono, Tri Wahyu Angembani mengaku telah menjenguk dan memberikan bantuan kepada korban kebocoran gas tersebut. “Kemarin (Selasa), sudah kami jenguk dan bantuan sudah diterima kerabat Suryono,” katanya.

Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, gara-gara tabung gas elpiji tiga kilogram bocor, Suryono, 72, bersama istri Khoyimah, 55, dan dua anaknya Hadi Sofyan, 24, dan M Ibnu Mubarok, 18, asal Dusun Melik, Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono terbakar di rumahnya, Selasa (28/2) dini hari.

Satu keluarga itu mengalami luka bakar cukup serius di sekujur tubuhnya setelah tersambar api dari gas elpiji yang bocor. Saat kejadian, penjual lauk pauk itu akan memasak di dapur. “Satu keluarga mengalami luka bakar, tubuhnya melepuh,” terang M Rizky Fauzi, 27, salah satu tetangga korban.

Untungnya para tetangga bisa cepat menolong korban dengan membawa ke RSUD Genteng. Sehingga, Suryono bersama istri Khoyimah, dan dua anaknya Hadi Sofyan dan M Ibnu Mubarok berhasil selamat. “Rumahnya juga selamat, yang terbakar hanya perabotan di dapur,” katanya.(gas/abi)

source