
-ABDUL AZIZ, Glenmore-
TIDAK salah rasanya, jika lingkungan Madiunan yang berada di Dusun Sidoluhur dan Dusun Sepanjang Wetan, Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, disebut sebagai kampung salak pondoh lumut.
Ketika masuk lingkungan yang dihuni sekitar 300 KK tersebut, bisa dilihat beberapa perkebunan salak pondoh lumut di tepi jalan. Begitu juga ketika jalan-jalan keliling kampung. Di kebunkebun warga yang ada di belakang maupun samping rumah, banyak tanaman salak pondoh lumut.
Selain di kebun-kebun dekat rumah, tanaman salak pondoh lumut juga banyak di persawahan. Sebab, sebagian lahan sawah warga juga ditanami salak pondoh.
Hal lain yang menunjukkan bahwa kampung itu layak disebut sebagai perkampungan salak pondoh, adalah adanya transaksi jual beli buah. Setiap hari selalu ada pedagang yang datang ke kampung tersebut, untuk membeli salak dalam jumlah besar.
Mereka berasal dari Kota Genteng, Rogojampi, dan beberapa daerah lain. Kebanyakan pedagang membeli salak, untuk dijual lagi ke pasaran. Banyaknya petani salak pondoh lumut itu tak lepas dari ikatan emosional antara warga Kampung Madiunan dengan Jogjakarta. Kebanyakan warga kampung itu memiliki leluhur, yang berasal dari Jogjakarta.
Nah, beberapa tahun silam, sekitar era 1997-an, ada rombongan warga yang ikut ziarah ke makam Wali Songo. Nah, saat perjalanan pulang, sebagian berhenti di Jogjakarta. Mereka melakukan survei ke perkebunan salak di daerah Lumut, Jogjakarta.