sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Polemik baru melanda dunia penyiaran tanah air.
Beberapa hari terakhir, publik dihebohkan oleh tayangan dalam program Xpose Trans7 yang menampilkan dialog dan narasi dinilai menyinggung figur Kyai Sepuh Lirboyo, salah satu tokoh ulama yang sangat dihormati di kalangan pesantren.
Rekaman tayangan tersebut cepat menyebar di media sosial dan menuai gelombang kecaman luas.
Masyarakat pesantren, terutama alumni dan santri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, menyebut konten itu tidak pantas ditayangkan di televisi nasional karena mengandung unsur pelecehan dan tidak sensitif terhadap nilai keagamaan.
Baca Juga: Heboh! Tagar #BoikotTrans7 Trending, Santri Murka Usai Tayangan XPOSE Diduga Lecehkan Pesantren
LBH Ansor Siapkan Peringatan Hukum untuk Trans7
Menurut laporan berbagai media, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Kota Kediri menyatakan akan memberikan peringatan hukum kepada pihak Trans7 atas tayangan yang dianggap melecehkan kehormatan Kyai Sepuh Lirboyo.
Ketua LBH Ansor Kediri, Bagus Wibowo, menegaskan bahwa langkah ini diambil setelah menerima banyak pengaduan masyarakat dan tekanan publik.
“Kami menilai tayangan tersebut sudah melewati batas kritik konstruktif. Kami akan kirimkan peringatan hukum agar pihak Trans7 segera memberikan klarifikasi dan permintaan maaf,” ujar Bagus.
Langkah hukum ini disebut sebagai tindakan awal sebelum kemungkinan pengaduan resmi diajukan ke Dewan Pers atau Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) jika tidak ada respons memadai dari pihak stasiun televisi.
Baca Juga: Tim Voli Smagi Taruna Bangsa Tak Terbendung Di Turnamen Ketapang Cup 2025
#BoikotTrans7 Trending, Netizen Geram
Sorotan publik terhadap tayangan Xpose semakin luas.
Warganet menilai episode tersebut tidak etis dan merugikan nama baik pesantren Lirboyo.
Tagar #BoikotTrans7 pun ramai digunakan di berbagai platform sebagai bentuk protes.
Salah satu komentar viral di media sosial menulis:
Page 2
Page 3
“Media harusnya jadi sumber pencerahan, bukan penyebar narasi yang menyinggung ulama.”
Banyak pengguna media sosial menyerukan agar Trans7 lebih berhati-hati dalam menyajikan konten keagamaan dan tidak mengangkat narasi yang berpotensi menyulut sentimen SARA.
Baca Juga: Mengulas Silent Hill f, Ketika Horor Jepang dan Misteri Bunga Merah Bersatu
Isu Etika Media dan Tanggung Jawab Publik
Pakar komunikasi menilai, polemik ini membuka kembali perdebatan antara kebebasan pers dan etika media.
Media memiliki hak untuk menyampaikan kritik sosial, tetapi ada batasan moral dan tanggung jawab etis ketika menyangkut ulama dan institusi keagamaan.
Baca Juga: Mengapa Aturan Baru F1 2026 Jadi Ujian Terberat Bagi Tim? Ini Kata Mercedes
Selain itu, muncul pula kemungkinan bahwa potongan video yang viral adalah fragmen tayangan yang tidak utuh, sehingga konteks aslinya bisa saja berbeda dari kesan provokatif yang beredar di media sosial.
Namun, publik menilai Trans7 tetap perlu melakukan klarifikasi resmi untuk menjaga kepercayaan pemirsa.
Baca Juga: Viral DANA Kaget Rp110 Ribu! Hati-Hati, Banyak Link Palsu Siap Curi Saldo dan Data Pribadimu!
Langkah Mediasi Diharapkan
Pihak LBH Ansor Kediri menyebut bahwa mediasi dan klarifikasi terbuka bisa menjadi solusi terbaik.
“Kami berharap Trans7 beritikad baik, meminta maaf secara terbuka, dan menjelaskan konteks tayangan tersebut,” ujar Bagus.
Negosiasi antara pihak pesantren, ulama, dan manajemen Trans7 dinilai perlu dilakukan agar polemik tidak semakin meluas dan tidak menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat.
Belum Ada Klarifikasi dari Trans7
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Trans7 dan tim program Xpose belum memberikan pernyataan resmi.
Baca Juga: Cedera Marc Marquez, Ducati Panggil Michele Pirro untuk MotoGP Australia 2025
Publik menantikan langkah konkret dari pihak stasiun televisi untuk menjernihkan situasi dan menghormati aspirasi masyarakat pesantren.