Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Lebarkan Saluran Buang Dam Joyo

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMENTARA itu, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan segera akan melakukan langkah-langkah untuk mengatasi banjir yang melanda di Gang Sawo, Dusun Maduran, Desa Rogojampi. Caranya dengan mengurangi beban air yang mengalir di afur Dam Rejeng.

Kepala Dinas PU Pengairan, Guntur Priambodo mengatakan, persoalan banjir yang kerap melanda warga di Gang Sawo, Dusun Maduran adalah persoalan sistemik.

Saat ini daerah aliran sungai (DAS) Lungun sudah tidak mampu menahan beban air, jika terjadi curah hujan tinggi. Apalagi DAS di atas Lungun, tepatnya di Songgon, ada perubahan pola tanam yang dilakukan oleh lahan yang notabene adalah milik perkebunan.

Jika sebelumnya ditanami jenis tanaman keras seperti pohon pinus, dan jenis tanaman pohon lainnya, kini sebagian lahan sudah mulai beralih ke tanaman pangan seperti kacang, jagung, dan sejenisnya.

Perubahan pola tanam itu juga menjadi salah satu sumber penyebab mengalirnya air langsung ke permukaan sungai. “Jika tanaman di sekitar DAS itu pohon, maka air masih tertahan oleh pohon dan bisa langsung diserap. Tapi jika tanaman lainnya, air hujan akan langsung mengalir ke sungai,” jelasnya.

Belum lagi, lanjut Guntur, di sepanjang DAS kini juga sudah mulai banyak berdiri bangunan perumahan baru yang posisinya sangat mepet dengan sungai. Sehingga, volume air hujan yang masuk langsung ke sungai makin besar.

Sedangkan struktur dan sistem sungai untuk mengatur air di DAS Lungun relatif mengecil karena salurannya semakin menyempit seiring dengan banyaknya perumahan baik di atas maupun di bawah DAS Lungun.

Salah satu bentuk solusinya, imbuh Guntur, dengan memperlebar afur atau saluran pembuangan air dari dam Joyo menuju Kali Bino. Dengan demikian, debit air yang mengalir dari Dam Joyo menuju saluran Dam Rejeng dikurangi dengan dibuang langsung menuju Kali Bino.

“Jika afur Dam Joyo menuju Kali Bino ini diperlebar, maka debit air yang masuk di Dam Rejeng tentu akan semakin kecil,” jelasnya. Solusi kedua, lanjut Guntur, sistem DAS Lungun yang melintasi Dam Rejeng semuanya bermuari di Desa/Kecamatan  Blimbingsari. Karena semua aliran di DAM Rejeng mengairi sawah-sawah di sekitar bandara Blimbingsari.

Sementara ini, afur yang di bangun oleh pihak bandara dengan lebar dua meter masih dinilai kurang lebar, debit air yang masuk masih sering kali tumpah ke jalan dan sekiar bandara. Saluran pembuangan di sekitar bandaara juga harus di perlebar. Sehingga air bisa langsung mengalir dengan lancar, “terangnya.

Saat terjadi curah hujan tinggi, pihaknya juga telah melakukan antisipasi untuk menghindari agar aliran air yang besar tidak masuk dan meluber di Pasar Rogojampi, sawah dan Bandara Blimbingsari. Pihaknya secara berkala juga terus memantau dan membagi air di setiap pintu DAM.

“Pada posisi di dam air masih bisa menampung, namun karena terjadi penyempitan bangunan disamping sampah-sampah juga ikut memperparah menyumbat aliran, dan air tumpah ke perkampungan,” jelasnya.

Dengan adanya penyempitan di sepanjang afur dam Rejeng itu, Pemkab juga akan membongkar bagian dapur rumah warga yang menonjol ke permukaan saluran air. “Ada dua jembatan yang sementara ini sering menjadi sumbatan akan kita bangun dengan permukaan lebih tinggi,” tandasnya. (radar)