RadarBanyuwangi.id – Grand Prix Jepang 2025 di Sirkuit Suzuka tak membawa senyum lebar bagi dua bintang Ferrari, Charles Leclerc dan Lewis Hamilton.
Meski keduanya finis di zona poin, hasil balapan pada Minggu (6/4) ini jauh dari harapan, meninggalkan rasa frustrasi dan evaluasi keras untuk tim berlogo kuda jingkrak itu.
Leclerc melintasi garis finis di posisi keempat, tepat di belakang Oscar Piastri dari McLaren. Ia berhasil menahan tekanan George Russell (Mercedes) di lap-lap akhir, tapi itu tak cukup untuk mengobati kekecewaannya. “Balapan ini membosankan,” keluhnya.
Baca Juga: Menakar Kualitas Es Krim Terbaik yang Wajib Diketahui
Tanpa peluang mengejar trio terdepan, Verstappen, Norris, dan Piastri, fokusnya hanya bertahan dari serangan Russell. Yang lebih menyakitkan, Leclerc mengakui P4 adalah batas maksimal Ferrari saat ini.
“Kami tak punya kecepatan untuk podium. Mobil ini harus berkembang kalau mau bersaing di depan,” tegasnya.
Meski begitu, ada sedikit harapan, yakni setup baru yang dicoba di latihan Jumat memberi arah positif, meski belum cukup mengubah nasib di Suzuka.
Baca Juga: Videonya Viral di Media Sosial, Stan Es Krim Beralkohol di Surabaya Barat Langsung Disegel Satpol PP
Bagi Lewis Hamilton, balapan ini terasa seperti perjalanan solo yang sepi. Start dengan ban hard, ia sempat mencuri posisi dari rookie Isack Hadjar di lap awal.
Tapi setelah itu, tujuh kali juara dunia ini tak punya lawan untuk bertarung. “Saya terisolasi di lintasan,” katanya.
Jarak dengan tim papan atas terlalu lebar, dan kecepatan SF-25 tak mampu mengejar Red Bull, McLaren, atau bahkan Mercedes.
Baca Juga: Digelar Selasa Pukul 17.00, Leg 5 Final Liga Voli Korea Selatan Tentukan Status Juara Red Sparks atau Pink Spiders
Hamilton tak segan menilai posisi Ferrari saat ini. “Kami tim keempat di grid, di bawah Red Bull, McLaren, dan Mercedes,” ujarnya.
Baginya, Suzuka jadi cermin bahwa timnya masih tertinggal jauh dalam perebutan supremasi. Kekalahan di Jepang ini jadi pukulan telak bagi Ferrari, tapi juga panggilan untuk bangkit.
Page 2

Selasa, 8 April 2025 | 15:15 WIB
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Grand Prix Jepang 2025 di Sirkuit Suzuka tak membawa senyum lebar bagi dua bintang Ferrari, Charles Leclerc dan Lewis Hamilton.
Meski keduanya finis di zona poin, hasil balapan pada Minggu (6/4) ini jauh dari harapan, meninggalkan rasa frustrasi dan evaluasi keras untuk tim berlogo kuda jingkrak itu.
Leclerc melintasi garis finis di posisi keempat, tepat di belakang Oscar Piastri dari McLaren. Ia berhasil menahan tekanan George Russell (Mercedes) di lap-lap akhir, tapi itu tak cukup untuk mengobati kekecewaannya. “Balapan ini membosankan,” keluhnya.
Baca Juga: Menakar Kualitas Es Krim Terbaik yang Wajib Diketahui
Tanpa peluang mengejar trio terdepan, Verstappen, Norris, dan Piastri, fokusnya hanya bertahan dari serangan Russell. Yang lebih menyakitkan, Leclerc mengakui P4 adalah batas maksimal Ferrari saat ini.
“Kami tak punya kecepatan untuk podium. Mobil ini harus berkembang kalau mau bersaing di depan,” tegasnya.
Meski begitu, ada sedikit harapan, yakni setup baru yang dicoba di latihan Jumat memberi arah positif, meski belum cukup mengubah nasib di Suzuka.
Baca Juga: Videonya Viral di Media Sosial, Stan Es Krim Beralkohol di Surabaya Barat Langsung Disegel Satpol PP
Bagi Lewis Hamilton, balapan ini terasa seperti perjalanan solo yang sepi. Start dengan ban hard, ia sempat mencuri posisi dari rookie Isack Hadjar di lap awal.
Tapi setelah itu, tujuh kali juara dunia ini tak punya lawan untuk bertarung. “Saya terisolasi di lintasan,” katanya.
Jarak dengan tim papan atas terlalu lebar, dan kecepatan SF-25 tak mampu mengejar Red Bull, McLaren, atau bahkan Mercedes.
Baca Juga: Digelar Selasa Pukul 17.00, Leg 5 Final Liga Voli Korea Selatan Tentukan Status Juara Red Sparks atau Pink Spiders
Hamilton tak segan menilai posisi Ferrari saat ini. “Kami tim keempat di grid, di bawah Red Bull, McLaren, dan Mercedes,” ujarnya.
Baginya, Suzuka jadi cermin bahwa timnya masih tertinggal jauh dalam perebutan supremasi. Kekalahan di Jepang ini jadi pukulan telak bagi Ferrari, tapi juga panggilan untuk bangkit.