KOMPAS.com – Hampir setiap daerah di Indonesia punya cerita menarik di balik lahirnya nama daerah tersebut. Tidak terkecuali Banyuwangi, kawasan paling timur Pulau Jawa.
Budayawan Banyuwangi Aekanu Hariyono menjelaskan asal usul nama Banyuwangi dapat ditelusuri dari Legenda Sri Tanjung.
“Banyuwangi sebenarnya mungkin ketika Sri Tanjung dibunuh oleh suaminya yang benama Patih Sidopekso, ini berdasarkan cerita tutur yang ada pada masyarakat,” kata Aekanu saat Kompas.com temui di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (25/10/2025).
Baca juga:
Pada dasarnya, nama Banyuwangi lahir dari penggabungan kata banyu yang berarti air, dan wangi yang berarti harum.
Kata Aekanu, nama wangi itu diambil dari darah Sri Tanjung yang dibunuh oleh suaminya. Begini cerita lengkapnya:
Ulik asal usul nama Banyuwangi
Aekanu menceritakan, tersebutlah sebuah kerajaan pada zaman dahulu di ujung timur Pulau Jawa yang dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Sulahkromo.
Selama menjalankan pemerintahannya, Prabu Sulahkromo dibantu oleh seorang patih bernama Patih Sidopekso.
Patih Sidopekso memiliki seorang istri yang elok parasnya, namanya Sri Tanjung. Konon, Prabu Sulahkromo menaruh hati kepada Sri Tanjung.
Baca juga: Liburan ke Banyuwangi, Jajal Island Hopping Naik Yacht Mewah
Agar misinya untuk mengambil hari Sri Tanjung tercapai, Prabu Sulahkromo melakukan segala cara, tetapi hasilnya selalu nihil.
Hingga pada akhirnya, Prabu Sulahkromo memfitnah Sri Tanjung, ia mengatakan Sri Tanjung meminta-minta untuk menjadi istri seorang raja.
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Wisatawan Berfoto di De Djawatan Forest Banyuwangi.Rumor tersebut sampai ke telinga Patih Sidopekso, alias suami Sri Tanjung. Pati Sidopekso kemudian marah dan hendak membunuh sang istri.
“Mengapa dibunuh? Karena dia (Patih Sidopekso) mengabdi pada raja,” kata Aekanu.
Kata Aekanu, Sri Tanjung sudah tahu bahwa dirinya akan dibunuh. Namun sebelum itu, ia mengajukan satu permintaan sebelum mati.
Permintaannya yaitu: setelah dibunuh, ia minta darahnya dibuang ke dalam air. Apabila air tersebut berubah wangi, maka dia tidak bersalah.
Baca juga:
Sebaliknya, apabila air campuran darah tersebut berubah jadi keruh, maka ia bersalah.
Setelah Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ternyata campuran darah Sri Tanjung dengan air membuat air tersebut menjadi wangi dan air yang keruh menjadi jernih.
“Jadi darah Sri Tanjung sebagai seorang perempuan yang jujur itulah yang menginspirasi (lahirnya nama) Banyuwangi,” kata Aekanu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang







