Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Mitra Swalayan Pesanggaran Distop

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PESANGGARAN – Para pedagang di pasar tradisional Desa/Kecamatan Pesanggaran bisa bernapas lega. Tuntutan penghentian rencana pendirian Mitra Swalayan akhirnya dipenuhi kemarin (7/5).  Penghentian pembangunan Mitra Swalayan itu dilakukan setelah para pedagang pasar bertemu Owner Mitra Swalayan, Jemi Slaiwanto, yang difasilitasi Camat Pesanggaran, Didik Joko Suhono, di kantor Desa/Kecamatan Pesanggaran kemarin.

“Kami mengakomodasi keinginan para pedagang,” cetus Camat Didik. Dalam pertemuan itu, sedikitnya ada 50 pedagang pasar tradisional Pesanggaran yang datang. Selain itu, juga hadir kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi, Sujoko.

Menurut Camat Didik, dalam mediasi itu pihaknya berusaha mengakomodasi kepentingan semua warga, termasuk kekhawatiran pedagang terhadap perkembangan pasar tradisional. “Pedagang menolak karena takut pasar akan mati,” katanya.

Selain itu, terang Didik, swalayan dari luar yang akan masuk harus memiliki kelengkapan izin dan memperhatikan kondisi lingkungan setempat. “Saya sampaikan Mitra Swalayan bersabar dulu,” jelasnya. Jika rencana pendirian Mitra Swalayan itu tetap dilanjutkan, dikhawatirkan akan membuat kondisi tidak stabil dan berujung pada kerugian di kedua pihak.

“Kalau kondisi tidak stabil, malah repot, makanya Mitra berhenti dulu,” tegasnya. Owner Mitra Swalayan, Jemi Slaiwanto, mengaku kehadiran Mitra Swalayan di Pesanggaran sebenarnya murni untuk ikut melakukan peningkatan perekonomian masyarakat.

“Saya ini tujuannya damai tanpa gesekan,” katanya. Jemi mengakui, para pedagang di Pasar Pesanggaran tersebut sebagian besar mengambil barang di Mitra Swalayan, Jajag, Kecamatan Pesanggaran. “Memang benar (pedagang) ada yang belanja kepada kita, tapi itu seberapa banyak,” ucapnya.

Mengenai kekhawatiran dalam persaingan, Jemi mengatakan bahwa itu tidak perlu dilakukan. Sebab, harga di Mitra itu belum tentu lebih murah daripada harga di pasar, karena variabel biaya dan tenaga kerja di Mitra juga besar. “Apakah mungkin kita mengalahkan harga di pasar tradisional?” ungkapnya.

Meski demikian, Jemi mengaku akan mengikuti kemauan para pedagang  asar. Pihak Mitra Swalayan akan menunggu sampai kondisi benar-benar stabil. “Kami akan hentikan sampai benar-benar kita diterima secara damai,” katanya. Sementara itu, Kabid Perdagangan, Disperindagtam Kabupaten Banyuwangi, Sujoko, menyatakan secara prinsip pihaknya melayani masyarakat.

Pelaku usaha yang lebih lama harus diperhatikan. “Jangan sampai kehadiran yang baru menghentikan yang lama,” pintunya. Koordinator paguyuban pedagang Sanggar Wangi, Hary Prasetyo, mengatakan lega dengan  mediasi yang akhirnya memutuskan rencana pendirian Mitra Swalayan dihentikan. “Sudah lega, satu poin lega,” jelasnya. (radar)