Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pasar Pertama di Kecamatan, Peresmian Terus Molor

pasar-singoDari 24 kecamatan di kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Singojuruh termasuk yang mengenaskan. Sebab, didaerah itu belum ada pasar yang bisa membantu warga memenuhi kebutuhan hidup. Transaksi jual-beli untuk mendongkrak perekonomian tidak ada di kecamatan itu.

Dari segi geografis, Kecamatan Singojuruh cukup strategis. Lokasinya berada di tengah-tengah wilayah Kota Gandrung diapit Kecamatan Rogojampi, Sempu, Songgon, dan Srono. Jalan raya di daerah itu tidak pernah sepi.

Pemerintah Desa Singojuruh yang didukung penuh oleh Pemerintah Kecamatan, beberapa tahun ini merintis pembangunan pasar dengan lokasi tidak jauh dari simpang tiga Masjid Jamik Singojuruh. Tempat itu, juga berdekatan dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dan tidak jauh dari kantor kecamatan, polsek, koramil, dan Puskesmas Singojuruh.

Lokasi pasar yang menempati lahan desa, terbilang cukup luas dan strategis. Selain berada dijalan raya provinsi, di bagian depan bangunan los masih ada lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk parkir dan bongkar muat barang.

Pada pasar itu, telah betdiri empat los berukuran 10 meter kali 6 meter. Los pasar itu masih bersih dan belum ada sekat seperti kios-kios di pasar pada umumnya. “Warga sudah lama mengingiitkan ada pasar,” cetus Suyud, 47, warga Dusun juruh, Desa Singojuruh.

Karena belum memiliki pasar, hasil pertanian, perkebunan, dan industri dari warga yang ada di Kecamatan Singojuruh, selama ini di jual ke luar kecamatan, seperti Pasar Singojuruh, Genteng dan Pasar Gendoh, Kecamatan Sempu.

Sehingga, transaksi dan hasilnya dinikmati oleh luar daerah. “Kalau pasar ini bisa segera beroperasi, kami yakin akan ramai dan tumbuh pesat,” ungkapnya penuh optimistis. Untuk di Desa Singojuruh, selama ini memiliki pasar tempel yang lokasinya di sekitar rel Kereta Api (KA).

Hanya saja, pasar yang berukuran kecil itu buka hanya setiap Kamis dan jumat. “Pedagangnya itu hampir semua warga dari luar Singojuruh,” terang Karyani, 54, warga Desa Singojuruh lainnya. Melihat fasilitas pasar baru yang memiliki los pasar, eleh warga akan ramai.

Apalagi, bila hujan turun juga tidak akan basah. “Kalau di pasar tempel itu kalau hujan ya sepi, pedagang tidak ada yang datang karena tidak ada penutupnya, ujarnya. Camat Singojuruh, Nanik Machrufi, mengakui kalau sampai saat ini di wilayahnya tidak memiliki pasar.

Saat ini, yang ada hanya lapak sederhana di dekat rel KA dan membahayakan warga. “Kami sangat mendukung dengan pendirian pasar di Desa Singojuruh itu, kanena itu akan jadi pasar pertama di Kecamatan Singojuruh,” katanya.

Meski pembangunan pasar sudah selesai, sampai saat ini pasar di Desa Singojuruh itu belum beroperasi. Rencananya, pasar ini akan diresmikan pada akhir Maret 2015. Tapi karena ada kendala, pengoperasian belum bisa dilaksanakan.

“Ada keinginan warga yang bisa jualan hanya warga Desa Singojuruh, karena tanahnya milik desa,” cetusnya. Di Pasar Singojuruh itu, sebenarnya disediakan 52 kios untuk para pedagang. Para pedagang yang ada di pasar tempel, diharapkan akan direlolaasi. “Ini lagi ditata para penjualnya, semoga bisa cepat tuntas,” harapnya (radar)