Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pasutri di Banyuwangi: Dalam Gubuk Sederhana, Terlewatkan dari Program Bedah Rumah

pasutri-di-banyuwangi:-dalam-gubuk-sederhana,-terlewatkan-dari-program-bedah-rumah
Pasutri di Banyuwangi: Dalam Gubuk Sederhana, Terlewatkan dari Program Bedah Rumah
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI, Jurnalnews – Kehidupan pasangan suami istri bersama dua anak mereka menjadi cerita tersendiri di sebuah pinggir perkampungan yang jauh dari keramaian. Mereka tinggal dalam sebuah gubuk sederhana, di mana sekitar 30 keluarga lain juga menjadikan tempat tinggalnya yang terpencil dari pemukiman umum.

Syamsul Ma’arifi (45 tahun) dan istrinya, Inayatul Fitriah (31 tahun), bersama anak-anak mereka, Nikmatul Aluia (7 tahun) dan Nailul Ifatah (3 tahun), menetap di gubuk sederhana di lingkungan RT 05 RW 02, Dusun Pancursari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Syamsul Ma’arifi (45 tahun) dan istrinya, Inayatul Fitriah (31 tahun), bersama anaknya yang masih usia 3 tahun saat ini. (Foto: Rony Subhan).Syamsul Ma’arifi (45 tahun) dan istrinya, Inayatul Fitriah (31 tahun), bersama anaknya yang masih usia 3 tahun saat ini. (Foto: Rony Subhan).

Mereka telah mengarungi kehidupan dalam rumah sederhana selama dua tahun terakhir. Bangunan kecil dengan lebar sekitar 5 meter dan panjang 7 meter tersebut berdinding bambu dibelah, lantai tanah, dan genting esbes. Sayangnya, kerangka rumah yang terbuat dari bambu tampak sudah mulai lapuk.

Rumah ini hanya memiliki satu ruang tamu dengan dua kursi dari bambu, serta ruang kamar dan dapur. Agar angin malam tidak masuk, Syamsul melapisi kamar dengan terpal plastik karena bambu yang digunakan cukup berongga.

Syamsul Ma’arifi (45 tahun) dan anak balitanya saat di depan rumah sederhananya. (Foto: Rony Subhan).Syamsul Ma’arifi (45 tahun) dan anak balitanya saat di depan rumah sederhananya. (Foto: Rony Subhan).

Setiap hari, sang istri Inayatul menggunakan tungku untuk memasak, dan listrik mereka berasal dari penyaluran tempat ibadah setempat, dengan membayar sesuai kemampuannya. Meskipun hidup sederhana, keluarga ini sekarang bisa mandi, berkat sumur bantuan dari warga. Sebelumnya, mereka harus mandi di sungai atau terkadang menggunakan sumur tetangga.

Syamsul Ma’arifi menceritakan perjuangannya sehari-hari sebagai pekerja serabutan. “Saya bekerja serabutan mas, karena saya juga tidak punya keahlian. Keuntungan setiap hari terkadang hanya 80 hingga 100 ribu rupiah, jika ada pekerjaan. Jika tidak, saya mencari kerang dan ikan di laut, daripada tidak bekerja, karena saya harus menghidupi istri dan anak-anak,” ungkapnya.

Syamsul Ma’arifi (45 tahun) didalam kamar rumah sederhana, terlihat dinding kamar dilapisi plastik terpal. (Foto: Rony Subhan).Syamsul Ma’arifi (45 tahun) didalam kamar rumah sederhana, terlihat dinding kamar dilapisi plastik terpal. (Foto: Rony Subhan).

Anak pertama Syamsul, yang saat ini duduk di kelas 1 SD, tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP). Syamsul juga mengakui bahwa bantuan yang diterima dari pemerintah, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), baru dua kali dalam satu tahun.

“BLT DD baru dua kali ini dalam satu tahun, bantuan lain saya tidak mendapatkannya. Untuk bantuan beras hanya sekali, seterusnya tidak lagi,” jelasnya.

Syamsul Ma’arifi (45 tahun) sedang dirumah sederhananya, diwilayah Dusun Pancursari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring. Banyuwangi. (Foto: Rony Subhan).Syamsul Ma’arifi (45 tahun) sedang dirumah sederhananya, diwilayah Dusun Pancursari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring. Banyuwangi. (Foto: Rony Subhan).

Ketua LSM Pendopo Semar Nusantara, Uny Saputra, menyoroti perlunya perhatian pemerintah terhadap warga kurang mampu seperti Syamsul. Rumah yang tak layak huni seharusnya mendapat bantuan dari program bedah rumah.

“Melihat kondisi rumah yang tidak layak, seharusnya pemerintah segera memberi bantuan dari program bedah rumah. Saya mendengar ia sudah terdata di desa, kenapa sampai saat ini belum ada bantuan yang datang? Program bedah rumah dari pemerintah pusat seharusnya mencapai rumah Pak Syamsul,” tegas Ketua Pendopo Semar Nusantara. (Rony//JN).