Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pelestarian Sejarah Candi Purwo Gumuk Gadung Digelar Dwipa Blambangan

pelestarian-sejarah-candi-purwo-gumuk-gadung-digelar-dwipa-blambangan
Pelestarian Sejarah Candi Purwo Gumuk Gadung Digelar Dwipa Blambangan

BANYUWANGI – JURNALNEWS.COM – Sarasehan Pelestarian sejarah sebagai bentuk nguri – uri leluhur yang digelar di Pelinggihan Prabu Tawangalun, Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi berjalan penuh gayeng, Sabtu (11/10/25).

Sarasehan yang diikuti 45 peserta hadirkan 3 narasumber yakni Perintis sekaligus pendiri pembangunan Candi Purwo Gumuk Gadung, I Wayan Sucita, Arkeolog Museum Blambangan , Bayu Ari Wibowo. Sedangkan, narasumber dari Tim penelitian Sejarah penulisan buku Ensiklopedi Balambangan Banyuwangi, Edhi Prasetyo, SH.

I Wayan Sucita hadir bersama rombongan dan sejumlah warga Pondokasem, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo dan Juru Pelihara (Jupel) Candi Purwo Gumuk Gadung dan bersama rombongan 17 orang dari Pulau Dewata Bali.

Dalam pemaparannya, I Wayan Sucita menyampaikan historisnya mengenai awal perjalanan hingga terbangunnya Candi Purwo Gumuk Gadung. Sedangkan, Arkeolog Bayu Ari Wibowo menyampaikan, mengenai history Situs Kawitan dan perkembangan pemerintahan disaat era kerajaan Blambangan hingga terbentuknya Tegaldlimo sebagai wilayah saat ini.

Para undangan yang hadir sangat antusias disaat masuk pada sesi tanya Jawab dan mempertanyakan sejarah awal hingga berdirinya Candi Purwo Gumuk Gadung.

” Semoga semua apa yang menjadi pembahasan pada sarasehan ini bisa memberikan banyak manfaat akan pelestarian sejarah ke generasi kedepannya,” Ungkap Moderator, Affandi Maulana dari sastra wacana.id

Tim pelesiran penelitian sekaligus penulis buku Ensiklopedi BALAMBANGAN Banyuwangi, Edhi Prasetyo SH dalam penyampaiannya mengaku apresiasi atas dukungan disbudpar maupun jupel situs serta kades di lapangan. Penelitian yang banyak ketemu kolektor maupun spiritualis serta akademisi berbagi pengetahuan, pengalaman dalam mereverensi hasil temuan.

Dalam sarasehan juga ada penyenyarahan penerbitan Buku Sejarah Candi Purwo Jejak Nusantara sekaligus diberikan secara simbolis oleh I Wayan Sucita pada Meseum Blambangan, Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi serta Omah Sium milik Racharto sebagai bentuk wujud kebersamaan sinergi pelestarian sejarah.

” Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas fasilitas dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi hingga terselenggaranya kegiatan sarasehan sampai selesai,” Ujar I Wayan Sucita saat berada di Pelinggihan Prabu Tawangalun dan kehadiran utusan Puri dan perintis Gerakan Persatuan Nusantara Mangku Jenggot asal Denpasar.

(AWN/AM/JN)