Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pemangkasan Pohon Dikeluhkan Warga, Kota Banyuwangi Jadi Gersang dan Panas, Dinas PU-CKPP: Untuk Keselamatan Pengguna Jalan

pemangkasan-pohon-dikeluhkan-warga,-kota-banyuwangi-jadi-gersang-dan-panas,-dinas-pu-ckpp:-untuk-keselamatan-pengguna-jalan
Pemangkasan Pohon Dikeluhkan Warga, Kota Banyuwangi Jadi Gersang dan Panas, Dinas PU-CKPP: Untuk Keselamatan Pengguna Jalan

Radarbanyuwangi.id – – Sejumlah ruas jalan di kawasan Kota Banyuwangi dan sekitarnya terkesan panas dalam beberapa hari terakhir. Penyebabnya, dahan dan ranting pohon-pohon naungan jalan ”dibabat habis”. Tak ayal, beberapa warga pun mengeluhkan kondisi tersebut.

Warga menilai, pemangkasan pohon memang perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, pohon tumbang yang menyebabkan kemacetan atau bahkan menimbulkan korban jiwa. Hanya saja, tidak semua cabang pohon selayaknya dibabat habis hingga menimbulkan kesan gersang.

Seperti diutarakan oleh Hari, warga Kelurahan/Kecamatan Giri. Menurut dia, kondisi beberapa ruas jalan raya di Kecamatan Banyuwangi, Kecamatan Giri, dan sekitarnya kini terkesan gersang. ”Ini karena pohon-pohon di tepi jalan dipangkas hingga cabang-cabangnya habis,” ujarnya.

Sementara itu, pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (CKPP) menjelaskan, perempesan pohon memang gencar dilakukan dalam beberapa hari terakhir. Tujuannya untuk meningkatkan keamanan pengguna jalan.

Kepala Bidang (Kabid) Penataan Ruang Dinas PU-CKPP Bayu Hadiyanto mengatakan, tindakan preventif tersebut merupakan bentuk responsif untuk menjaga kenyamanan dan keamanan para pengguna jalan. Dia menuturkan bahwa perempesan pohon di wilayah perkotaan juga dilakukan untuk mengurangi beban pohon yang tumbuh semakin tinggi.

”Kriteria pohon yang dirempes yakni memiliki ketinggian minimum 7 meter dan maksimum 9 meter. Perempesan kami fokuskan di wilayah Banyuwangi kota,” ujar Bayu.

Pihaknya tidak ingin peristiwa pohon tumbang seperti yang terjadi di Jalan Adisucipto, Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Banyuwangi, beberapa waktu lalu, kembali terulang. Pohon tersebut roboh akibat akar pohon yang mulai melemah.

Peristiwa pohon tumbang itu mengakibatkan satu orang meninggal dunia. ”Kami tidak ingin kecolongan lagi seperti masalah sebelumnya. Dampaknya tidak main-main, jika musim hujan datang maka yang dikhawatirkan pohon yang terlalu tinggi roboh dan menimpa pengguna jalan,” jelasnya.

Bayu menuturkan, perempesan pohon juga lebih diperhatikan setelah Banyuwangi mendapat Piala Adipura. Hal tersebut diharapkan dapat membuat wilayah perkotaan Banyuwangi lebih rapi dan tertata.
Bagian pohon hasil pemangkasan digunakan untuk beberapa keperluan. Seperti untuk membuat meja dan kursi. Sedangkan, kayu yang tidak dapat didaur ulang, dijual kepada pengusaha yang memanfaatkan kayu untuk bahan bakar.

”Kalau kayu mahoni biasanya kami distribusikan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk dimanfaatkan menjadi kursi dan meja tamu untuk event, bisa juga untuk destinasi wisata. Sedangkan yang tidak terpakai akan dijual karena di Dinas PU-CKPP ada capaian retribusi. Dana hasil penjualan kayu tersebut masuk ke sana,” pungkasnya. (tar/sgt/c1)