Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Pemeriksaan Karyawan RSUD Tertunda

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Polisi tampaknya cukup serius mengusut dugaan penggelembungan biaya rawat inap di RSUD Blambangan. Salah satu karyawan rumah sakit pelat merah itu, IL, se benarnya dijadwalkan dimintai keterangan kemarin (28/10). Namun, agenda tersebut tertunda ka re na anggota polsek sedang mengikuti workshop di Hotel Berlian Abadi. “Kita yang menunda pemeriksaan, karena anggota se dang mengikuti workshop,” cetus Kapolsek Blamba ngan AKP Ketut Redana kemarin.

Kapolsek menyebut, karyawan RSUD tersebut dilaporkan salah satu keluarga pasien asal Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyu wangi. Karyawan RSUD tersebut masih ber status sebagai saksi. “Kita periksa sebagai saksi,” kata Ketut kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Kapolsek Ketut menyatakan, pihaknya akan terus mengusut kasus tersebut hingga tuntas. Bila dalam penyelidikan yang di lakukan tidak ditemukan unsur pidana, maka kasus itu akan ditutup. “Bila ada unsur pidana, maka terus. Kalau tidak ada, ya kita tutup,” katanya.

Hanya, kata Ketut, dalam melakukan penyelidikan tersebut pihaknya telah memiliki barang bukti (BB), seperti kuitansi pembayaran dan print out yang nilainya ternyata lebih rendah dibanding pembayaran yang telah dilakukan. “Kita simpan print out dan kuitansi pembayaran,” cetusnya. Ditanya kapan akan dilakukan pemeriksaan terhadap IL, ka polsek belum tahu pasti. Yang jelas, setelah selesai workshop di Hotel Berlian Abadi, pemeriksaan akan dilakukan. “Ya, nanti kita beri tahu,” janjinya. Seperti diberitakan sebelumnya, diduga melakukan penggelembungan biaya rawat inap pasien, salah satu karyawan RSUD Blambangan dilaporkan ke Polsek Blambangan. Kini polisi tengah memanggil sejumlah saksi.

Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, dugaan penggelembungan biaya rawat inap pasien itu terkuak saat salah satu keluarga pasien berinisial AG asal Kelurahan Kertosari menanyakan print out biaya pengobatan keluarganya. Sebab, saat membayar di kasir, keluarga pasien diminta se kitar Rp 8 juta dan hanya di beri selembar kuitansi tanpa rincian biaya pengobatan. Keluarga pasien mengaku kaget karena dalam print out tertulis biaya pengobatan rawat inap ha nya Rp 5 juta. “Laporan ini di layangkan karena ada selisih,” terang kapolsek. (radar)