BANYUWANGI – Omzet penjualan telur puyuh di Banyuwangi turun drastis dalam beberapa bulan ini. Ini terjadi karena dua bulan ini, harga telur puyuh turun drastis dibanding bulan sebelumnya. Turun harga telur puyuh lokal ini, karena kalah bersaing dengan produksi telur dari Blitar dan Yogyakarta.
Untuk mempertahankan konsumen, maka pengusaha terpaksa menurunkan harga menyesuaikan harga telur puyuh luar daerah. Menurut salah satu pengusaha telur puyuh, Luluk Masruroh, menurunkan harga telur merupakan alternatif pengusaha untuk menjaga pasar utama mereka dari gempuran produk daerah lain.
Saat ini telur puyuh dari Jogja dan Blitar sedang melirik pasar utama telur puyuh Banyuwangi, yakni Bali. Sebab mereka mengalami kendala untuk mengirim stok ke pasar utama mereka, yakni Kalimantan dan beberapa pulau besar lainnya.
“Karena harga dari Blitar dan Jogjakarta cenderung lebih murah kami berusaha bersaing lewat harga,” terangnya. Harga telur puyuh tingkat produsen yang semula Rp 21 ribu per kilogram kini turun jadi sekitar Rp 18 ribu.
Sedangkan harga ke pedagang-pedagang pengecer, produsen menjual dengan harga Rp 22 ribu per kilogram. Di pasaran harga telur puyuh dijual dengan harga Rp 24 ribu. Pengiriman telur puyuh dari Banyuwangi ke Bali terganggu karena kondisi ini.
Lanjutkan Membaca : 1 | 2