RadarBanyuwangi.id – Nasib nahas menimpa Aswi, 56. Penjual sapu keliling asal Dusun Pinangatap, Desa Gadingsari, Kecamatan Pakem, Bondowoso, itu ditemukan warga sudah meninggal dunia di selokan Dusun Jepit, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Selasa (7/1) siang.
Aswi yang memiliki riwayat penyakit asma, meninggal dengan kondisi kepala belakang luka selebar tiga centimeter. Diduga, luka itu akibat terbentur batu yang ada di selokan. “Lukanya karena terkena batu, saat ditemukan kondisinya sudah ada di dalam parit,” kata Kanit Reskrim Polsek Genteng, Ipda Sujarwadi.
Menurut Sujarwadi, temuan mayat tersebut bermula saat salah satu saksi Jatmiko, 50, hendak membeli sapu yang dijual Aswi. Jatmiko sebelumnya melihat korban duduk di pinggir selokan sambil menunggu pembeli. “Saksi melihat korban sekitar pukul 12.00. Baru pada pukul 13.00, saksi kembali untuk membeli sapu, tapi korban tidak terlihat,” terangnya.
Melihat Aswi tidak ada dan menyisakan dagangannya saja, masih kata Kanit Reskrim, Jatmiko curiga. Saat didekati, rupanya pria paro baya tersebut sudah terlentang di selokan dengan kondisi tak sadarkan diri. “Saksi ini langsung lapor ke desa, dan informasi itu diteruskan kepada kami (polsek),” ungkapnya.
Dari laporan itu, jelas dia, anggota Unit Reskrim Polsek Genteng langsung mendatangi lokasi kejadian untuk olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Korban ternyata sudah meninggal, jenazah kami bawa ke rumah sakit (RSUD Genteng) untuk diperiksa,” ujarnya.
Baca Juga: Mengaku Pegawai Kantor Kecamatan, Order Fiktif Makan Bergizi Gratis di Sejumlah Warung di Sempu Banyuwangi
Dari hasil pemeriksaan dokter di RSUD Genteng, masih kata dia, tidak ada indikasi kekerasa di sekujur tubuh korban. Luka di kepala bagian belakang, dipastikan karena benturan saat korban jatuh. “Korban jatuh ke selokan dan meninggal,” tandasnya.
Keterangan Kanit Reskrim itu diperkuat informasi kerabat korban, Mahudi, 48. Pria yang tinggal di rumah kontrakan bersama Aswi di Desa Setail, Kecamatan Genteng, menyampaikan Aswi memiliki penyakit asma sejak dua tahun lalu. Itu membuat Aswi kerap jatuh dan ditemukan tak sadarkan diri di pinggir jalan. “Sudah empat kali ini kejadian. Sudah kami larang untuk ikut jualan, tapi kekeh mau ikut,” katanya.
Di depan polisi, Mahudi menyatakan enggan dilakukan otopsi karena menyadari kejadian ini karena musibah. Ia juga sedang mengupayakan agar jenazah Aswi bisa segera dibawa ke rumah duka. “Ini dikontak sama Pak Kades kami di sana, katanya akan dijemput pakai ambulans desa,” cetusnya.
Dokter jaga RSUD Genteng, dr. Zuwida belum bisa memastikan kematian Aswi akibat penyakit asma seperti yang disebut keluarganya. Menurutnya, kematian mendadak itu juga berpotensi akibat sakit jantung. “Karena mendadak dan kata keluarga mungkin kecapean, bisa saja karena jantung,” ucapnya.
Untuk luka selebar tiga centimeter yang berada di kepala belakang sebelah kiri, itu karena benturan dengan batu. Saat sampai dibawa ke ruang jenazah, darah segar masih tampak mengalir. “Dari pengamatan bisa dilihat karena terbentur batu saat jatuh,” pungkasnya.(sas/abi)