Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Perahu Wisata Tenggelam di Watudodol

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Korban-perahu-tenggelam-setelah-dievakuasi-dari-perairan-selat-Bali.

Terseret Arus, Sembilan Penumpang Selamat

WONGSOREJO – Musibah laut kembali terjadi. Kali ini, sebuah perahu wisata yang biasa melayani wisatawan di area Green Watudodol, Desa Bangnsring, Kecamatan Wongsorejo tenggelam pukul 13.00 kemarin.

Perahu jenis katiran itu mengangkut sembilan penumpang dengan satu nakhoda. Beruntung, meski tidak ada yang menggurmknn pelampung, tidak ada korban jiwa atas musibah tersebut. Semuua penumpang dinyatakan selamat.

Sembilan penumpang tersebut merupakan rombongan dari SMP Katolik di Yosomulnyo, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. Kesembilan penumpang itu bernama Ari, 34; Wiwik. 43; Tantra, 33; Suster Fransisca, 14, Yolanda, 15; seeli, 15; Yesica, 14; Agnes, 12; dan Tania, 14.

Mereka adalah guru dan murid yang sedang berlibur di Pantai Wamdodol. Sementara nakhoda kapal bernama Rusdi, 40, warga Desa Bangsring. Perahu yang membawa rombongan SMP Katolik, Desa Jajag, Gambiran ini awal berangkat dari Pantai Watudodol pukul 12.00 Minggu (10/4).

Rombongan ini hendak menuju tempat wisata Pulau Menjangan, masuk kawasan Taman Nasional Bali Barat ke Pura Segara Rupa. Di sana, mereka sempat mendarat dan menikmati pasir putih. Selang setengah jam kemudian rombongan kembali ke Pantai Watudodol.

Tepat pukul 13.00, saat perahu hampir sampai di tepi Pantai Watudodol, tiba-tiba arus membesar dan air laut masuk  ke dalam kapal. Sontak, hal ini membuat panik seluruh penumpang yang ada di dalam perahu. Mereka berontak dan meminta tolong ke warga dan nelayan yang ada di tepi pantai dengan melambaikan kaus mereka masing-masing.

Tahu ada yang minta tolong,  jukung wisata Bangsring Boat yang melintas tidak jauh dari lokasi kejadian memberikan pertolongan dan mengevakuasi seluruh korban. Ari, 34, salah satu penumpang yang juga sebagai guru SMP Katolik mengatakan, arus laut sebelumnya tenang.

Namun, arus kencang memusar tiba-tiba menyerang perahu yang dia tumpangi. Karena air yang masuk begitu banyak ke dalam perahu, membuat penumpang panik dan kapal tenggelam. “Semuanya selamat. Dada saya kena kitiran perahu,” ujar Ari kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Setelah dievakuasi ke pinggir pantai, empat korban tiga anak-anak dan satu guru terpaksa dibawa ke Puskesmas Wongsorejo untuk ditindaklanjuti lantaran empat korban itu pingsan. Sementara lima korban lainnya tetap berada di tepi Pantai Watudodol diberikan pertolongn oleh nelayan dan petugas Satpolair Polres Banyuwangi.

Kasatpolair AKP Subandi mengatakan dugaan sementara, kejadian ini memang disebabkan oleh adanya arus yang memusar secara tiba-tiba. Hari ini, Satpolair akan memanggil nakhoda perahu untuk diberikan keterangan lebih lanjut.

“Semua penumpang termasuk nakhoda alhamdulillah selamat. Nakhoda (Rusdi) akan kami periksa besok (hari ini). Perahu yang digunakan bernama perahu Sinar Mulya. Perahunya jenis kitiran. Saat ini masih di- evakuasi di tepi pantai kawasan wisata TN Bali Barat, Gilimanuk,” jelas Subandi ditemui lokasi kejadian sore kemarin.

Sementara itu, terkait tenggelamnya perahu wisata yang patut diperhatikan adalah tidak adanya life jacket yang disediakan oleh pemilik jasa wisata perahu kitiran yang ada di Pantai Watudodol. Pihak kepolisian menanggapai serius akan musibah ini meski tidak ada korban jiwa.

Kasatpolair AKP Subandi mengatakan, jumlah perahu kitiran yang beroperasi di Pantai Watudodol ada sembilan unit. Hari ini pihaknya akan memanggil semua nelayan yang melayani jasa wiasata di Pantai Watudodol untuk diberikan sosialisasi tentang pentingnya lif jacket.

“Akan kita panggil semua pemilik perahu. Kita beri pengarahan tentang keselamatan dan pentingnya menyediakan life jacket bagi pengunjung,” jelas mantan Kasubag Humas Polres Banyuwangi ini. Meski tidak ada korban jiwa akan musibah ini, hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi pihak kepolisian. Mengingat wisata laut yang ada di Banyuwangi saat ini juga semakin menggeliat.

Menggeliatnya wisata laut Banyuwangi harus dibarengi dengan saffety yang memudahkan bagi para wisatawan. “Keselamatan penumpang itu nomor satu. Nakhoda juga akan kita mintai keterangan (hari ini),” pungkasnya. (radar)