Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Perantau Antusias Dukung, Semangat Berburu Kuliner

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

perantauPerjalanan Persewangi di putaran kedua di kompetisi Divisi Utama diawali dengan tiga laga away. Kota Mojokerto, Kota Magelang, dan Jogjakarta, menjadi jujukan skuad Laskar Blambangan sejak 2 Mei hingga 11 Mei mendatang. Seperti apa kegiatan mereka?

ROMBONGAN Persewangi kali ini ter diri atas 22 pemain, dua pelatih, dan dua ofi sial. Menggunakan bus berukuran sedang, kota yang per tama dituju dari Banyuwangi Kamis  lalu (2/5) adalah Kota Mojokerto. Di laga away perdana itu, Laskar Blamba ngan takluk 3-1 atas tuan rumah PSMP Mojokerto. Dari Kota Mojokerto, Zaenal Ichwan dkk menuju Kota Magelang. Kali ini Persewangi menghadapi tu an rumah PPSM Magelang Sakti.

Di laga yang digelar Selasa lalu (7/2) ter sebut, Laskar Blambangan sukses  me nahan imbang Laskar HarimauTi dar dengan skor 1-1. Selanjutnya, di laga away pe mungkas di awal jeda kompetisi Di visi Utama ini, Persewangi akan boyongan ke Kota Gudeg, Jogjakarta. Dijadwalkan, laga melawan tuan ru mah PSIM Jogjakarta itu akan digelar Sabtu (11/2) mendatang. Targetnya pun jelas, manajemen Persewangi ingin mencuri poin dalam laga tersebut.

Melakoni tiga pertandingan dalam waktu dua pekan memang bu kan pekerjaan yang mudah. Bu tuh kesiapan fisik dan mental yang prima. Jarak ketiga kota yang di tuju itu memang cukup jauh dari Banyuwangi. Perjalanan yang panjang itu cukup menguras stamina para pemain. Perjalanan Banyuwangi menuju Kota Mojokerto, misalnya, memakan wak tu cukup panjang  Meski masih berada di Jawa Timur, perjalanan menuju markas PSMP Mojokerto sa ngat menyita stamina, karena para pemain harus berada di dalam bus selama enam jam.

Rasa bosan dan lelah pun menghinggapi sejumlah pemain Persewangi. Beruntung hal itu bisa disiasati manajemen dengan mem berikan sedikit kenyamanan ekstra di dalam bus. Selain menyediakan bus yang nyaman, manajemen juga menggelar lom ba dan  aneka kegiatan di dalam bus ter se but. “Kita gelar lomba joget dan nyanyi demi mengusir lelah,” ujar Sunjoyo, salah satu ofi sial Persewangi.Selepas laga di Kota Mojokerto, perjalanan tidak kalah berat kembali dilakoni Persewangi.

Para pemain Persewangi harus menempuh perjalanan jauh menembus perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Panjangnya rute yang harus ditempuh membuat manajemen kembali menggelar kegiatan yang bisa mengusir lelah para pemain. Tidak hanya lomba joget dan bernyanyi, Zaenal Ichwan juga diberi kebebasan memilih menu makan yang disukai di saat tu run makan. Keinginan itu cukup terbantu de ngan kepedulian sejumlah masyarakat Ba nyuwangi di luar kota.

Saat singgah di Nganjuk, misalnya, skuad Per sewangi dijamu salah satu perantau asal Bumi Blambangan. Meski sederhana, tapi sajian itu cukup disyukuri manajemen dan pemain Persewangi. “Ya lumayan dan alhamdulillah ada yang peduli kepada Persewangi,” cetus Sunjoyo. Makanan memang menjadi persoalan yang cukup vital dalam laga away. Per bedaan kuliner Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jogjakarta, membuat para pemain kurang nya man.

Rasa legit di masakan Jogjakarta dan Jawa Tengah membuat sejumlah pemain kesulitan beradaptasi. Imbasnya, sejumlah pemain memilih makanan dengan lauk seadanya dan menambah porsi makan sendiri di luar jam makan. “Sebetulnya tidak ada masalah. Mungkin karena sudah terbiasa dengan rasa gurih dan pedas khas Banyuwangi. Jadi, rasa legit di Magelang dan Jogja terasa kurang pas,” beber Decky Rolias, salah satu pemain Persewangi.

Nah, dalama kesempatan itu, sederet pemain pun berburu kuliner khas kota yang dikunjungi. Beberapa pemain senior, seperti Zaenal Ichwan, Jordi Kartiko, dan Slamet Sampurno, mendadak berubah menjadi pemandu wisata dan menuntun rekan-rekannya menemukan keistimewaan kota yang dikunjungi. Demi mengurangi beban sebelum dan se sudah pertandingan, para pemain menyempatkan diri mengunjungi sejumlah objek wisata di kota yang dikunjungi.

Di Magelang, misalnya, seluruh pemain dan ofisial mengunjungi candi terbesar di Indonesia, yakni Borobudur. Sejumlah pemain juga menyempatkan diri mengunjungi sejumlah tenant alat olah raga. Beragam koleksi terbaru alat olah raga, seperti kostum, sepatu sepak bola, hingga pelindung tulang kering keluaran terbaru, menjadi sasaran para pemain dalam mengisi waktu senggang jelang dan sesudah pertandingan.

Selain itu, yang membuat pemain Persewangi tetap semangat, sambutan masyarakat Banyuwangi di tiga kota ter sebut luar biasa. Tidak hanya datang ke hotel memberikan dukungan kepada se luruh pemain, mereka juga sesekali membawakan makanan dan buah serta vitamin demi menambah stamina pemain. Bagi manajemen, tiga rangkaian pertandingan di laga luar kandang itu membutuhkan biaya yang cukup besar. Manajemen Persewangi saat ini kompak menutup biaya operasional yang tinggi itu. “Laga away memang butuh biaya dan modal tinggi,” ujar Hari Wijaya, ketua Persewangi.  (radar)