BANYUWANGI – Nama besar Banyuwangi semakin terangkat dengan adanya sejumlah atlet berprestasi. Di antara kesekian atlet berprestasi, ada salah satu pesilat yang sudah menyabet gelar bergengsi di berbagai kejuaraan. Namun, dia malah tidak bisa ikut Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Pencak Silat yang digelar di Banyuwangi. Pesilat itu bernama Jainuri Ridho.
Pendekar dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Banyuwangi itu memiliki sederet prestasi di berbagai ajang, mulai tingkat lokal hingga nasional. Lajang 28 tahun itu pernah menahbiskan diri sebagai pesilat terbaik di kelasnya. Dia mampu mempertahankan gelar selama tiga kali berturut-turut dalam kejuaraan nasional kelas tanding bebas PSHT di Madiun, yaitu sejak 2005, 2006, dan 2007.
Guru olahraga SMP Karya Dharma Kosgoro Purwoharjo itu menyabet juara pertama dalam Pekan Olahraga Pesantren Daerah (Pospeda) tahun 2005 di Malang. Di tahun yang sama, dia tampil moncer dengan meraih hasil manis dalam Pekan Olahraga Pesantren Nasional (Pospenas) yang digeber di Sumatra Utara. Sebagai pesilat, dia juga pernah mengikuti kejuaraan Adu Bebas Sabuk Pendekar Nasional di Jember.
Dalam even itu, dia mampu tampil maksimal dengan tiga kali juara, yakni tahun 2009, 2010 dan 2012. Selain itu, dia juga menjadi juara kedua antar cabang PSHT se-Indonesia di Madiun tahun 2010 dan juara pertama dua tahun berikutnya. Jainuri Ridho juga juara tiga pencak silat Panasonic di Surabaya tahun 2007 dan juara dua antar perguruan tinggi di Malang tahun 2009.
Pada tahun 2008, alumnus Uniba Banyuwangi itu merengkuh medali perak dalam Kejurda Sirkuit Jawa Timur. Hingga saat ini dia masih rajin berlatih demi menambah pundi-pundi medali. Sedianya, dia berambisi tampil dalam kejuaraan provinsi yang akan dilaksanakan di Banyuwangi akhir tahun ini. Sayang, dia gagal mewujudkan ambisi itu lantaran tersisih dari seleksi yang digeber tanggal 9-10 November lalu.
Dia mengaku tidak bisa tampil dalam kejurprov kelas dewasa itu. Sebab, saat seleksi, dia kalah lantaran harus naik kelas dari 55 kilogram ke 65 kilogram. ‘’Saya diminta naik kelas. Sebab, di kelas saya sudah diisi teman saya. Tidak apaapa,” tandasnya. (radar)