Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pria Ini Sulap Limbah Kayu Jadi Jam Tangan

Foto: ngopibareng.id
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: ngopibareng.id

BANYUWANGI – Limbah kayu sisa pembuatan meubel seringkali dibuang sia-sia. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Andi Akbar, 31, warga Dusun Karangasem, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi.

Dilansir dari ngopibareng.id, potongan kayu sisa bahan meubel tersebut diubah menjadi jam tangan berbahan kayu hingga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Peminatnya pun sudah cukup banyak.

Akbar memulai usahanya pada tahun 2016 silam. Dia terinspirasi membuat jam tangan kayu ini setelah melihat berbagai olahan dari kayu di media sosial. Sejak saat itulah dia menyulap ruangan di bagian depan rumahnya sebagai tempat usahanya.

“Awalnya saya lihat video di Youtube. Kemudian saya coba-coba membuat jam tangan dari kayu ini,” terang Akbar saat ditemui di rumahnya, Sabtu (16/11/2019).

“Ternyata banyak yang suka. Sejak itu saya terus menekuninya,” tambahnya.

Hasil karyanya diberi label Maccasi. Dia mulai memasarkan jam tangan kayu buatannya melalui media sosial. Baik itu melalui WhatsApp maupun Facebook.

Postingan jam tangan berbahan kayu ini langsung mendapatkan respon pasar. Berbagai pesanan mulai berdatangan dari berbagai kota di Indonesia.

“Pelanggan saya umumnya dari Bandung, Jogjakarta, Jakarta dan beberapa kota di Kalimantan. Banyak pesanan untuk couple, berpasangan. Sedikitnya 7 jam tangan dalam satu bulan,” jelasnya.

Sementara untuk mengerjakan satu jam tangan, suami dari Selvi Kurniasari ini membutuhkan waktu sekitar empat hari. Pengerjaan paling sulit adalah bagian strap atau rantai jam tangan. Karena bagian ini sangat kecil sehingga membutuhkan ketelitian untuk membuat detilnya.

Adapun kayu yang digunakan adalah jenis kayu Sono Keling dan Jati. Kayu ini dipilih karena memiliki kepadatan kayu yang baik.

Kayu yang digunakan untuk jam tangan ini merupakan kayu sisa dari meubel yang berada di sekitar tempat tinggalnya. Untuk mesin jam tangan dibelinya di kota Banyuwangi.

“Harga satu jam tangan untuk pulau Jawa antara Rp 350.000 sampai Rp 450.000. Untuk luar Jawa Rp 400.000 sampai Rp 500.000. Harga itu sudah free ongkir,” beber ayah dua anak.

Meski sudah menghasilkan banyak jam tangan, hingga saat ini Andi Akbar hanya melayani pemesanan saja. Dia siap membuat berbagai model jam tangan. Selain jam tangan Andi Akbar juga melayani pemesanan jam beker.