Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Pusaka 1,5 Abad Dimandikan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pusakaBANYUWANGI – Sejumlah benda pusaka peninggalan Kerajaan Blambangan dikeluarkan dari Museum Blambangan di Jalan A. Yani, Banyuwangi, kemarin (8/11). Pusaka tersebut dikeluarkan untuk dilakukan penjamasan (penyucian) di Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi kemarin. Ada bermacam benda pusaka yang dijamasi siang kemarin, mulai keris, tombak, hingga pedang berukuran besar milik Raden Tumenggung (RT) Pringgokusumo yang memerintah Banyuwangi pada tahun 1867 hingga 1881.

Selain itu, ada juga keris Jalak Pasopati milik Patih Singo Geringsing Patih Singo Geringsing itu patih Blambangan,” terang Pe laksana tugas (Plt) Kepala Disbudpar Banyuwangi, M. Ya nuarto Bramuda. Menurut Bramuda, benda pu saka milik Museum Blambangan yang dijamasi kali ini berjumlah delapan buah. Ben da pusaka itu berupa keris, pedang, dan tombak yang berasal dari peninggalan Kerajaan Blambangan. “Semua berupa benda yang memiliki sejarah tinggi,” katanya.

Jamasan benda pusaka ini, sebut Bramuda, merupakan kegiatan budaya yang rutin dilakukan setiap Suro (Muhar ram). Dalam jamasan ini, sejumlah benda pusaka di lakukan pencucian dengan mengundang orang yang ahli di bidangnya. “Sejumlah benda pusaka sudah dilakukan jamasan tahun lalu,” ujar Bramuda. Kegiatan jamasan benda pusaka ini, sebut dia, merupakan bagian dari kegiatan kebudayaan yang di kembangkan. Dalam jamasan ini, sebenarnya di lakukan secara terbuka untuk umum.

“Jamasan ini sebenarnya terbuka untuk umum,” ujarnya. Prosesi jamasan yang di lakukan oleh Disbudpar Banyuwangi ini, diawali dengan penyerahan sejumlah benda pusaka oleh Kepala Disbudpar Banyuwangi Bramuda pada KRT. H. Ilham Trihadinagoro yang dipercaya untuk melakukan penjamasan benda pusaka ini. Setelah membaca mantra, Ilham memulai membersihkan sejumlah benda pusaka itu di Pelinggihan Disbudpar. “Jamasan itu sebenarnya tidak harus bulan Suro (Muharram), tapi bulan ini dianggap yang paling baik,” terang Ilham. (radar)