sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Dunia infrastruktur nasional kembali bergairah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto resmi menandatangani Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Nomor 16 Tahun 2025, yang menetapkan daftar terbaru 50 Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor jalan tol.
Menariknya, dari puluhan proyek tersebut, hanya tiga ruas tol di luar Jawa dan Sumatera yang masuk daftar, yakni Tol Manado–Bitung (Sulawesi Utara), Tol Balikpapan–Samarinda (Kalimantan Timur), dan Tol Gilimanuk–Mengwi (Bali).
Baca Juga: Honorer Wajib Tahu! Ini 7 Poin Penting Perjanjian Kerja PPPK Paruh Waktu Sesuai Aturan BKN 2025
PSN didefinisikan sebagai proyek yang memiliki nilai strategis tinggi untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan nasional.
Di antara ketiganya, Tol Gilimanuk–Mengwi mencuri perhatian karena menjadi kunci penghubung wilayah Bali bagian barat dan utara yang selama ini relatif kurang tersentuh infrastruktur besar.
Nasib Tol Gilimanuk–Mengwi di Ujung Tanduk
Meski kini berstatus resmi sebagai PSN, Tol Gilimanuk–Mengwi justru menjadi sorotan karena menjadi satu-satunya proyek PSN di luar Jawa–Sumatera yang belum beroperasi—bahkan belum memasuki tahap konstruksi.
Baca Juga: dr. Widji Lestariono Terpilih Jadi Ketua IDI Banyuwangi 2025–2028, Siap Bawa Transformasi Digital Dunia Medis
Proyek ini sempat mencuri perhatian nasional saat groundbreaking dilakukan secara meriah pada September 2022, oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Tol Jagat Kerthi Bali yang menggandeng skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Namun, tak lama kemudian, BUJT tersebut menyatakan mundur karena faktor finansial.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra, menjelaskan proyek ini menghadapi tantangan besar karena membutuhkan Dukungan Konstruksi (Dukon) yang besar dari pemerintah.
“Kebutuhan Dukon yang tinggi menunjukkan proyek ini kurang layak secara finansial bagi investor swasta murni, sehingga APBN harus turun tangan agar proyek bisa feasible,” jelas Rachman.
Baca Juga: Kemenaker Pastikan BSU 2025 Segera Cair, 17,3 Juta Pekerja dan Guru Honorer Dapat Rp600 Ribu!
Bisa “Hidup Lagi” Karena Bandara Bali Utara
Meski sempat mandek, Rachman memberi sinyal bahwa proyek Tol Gilimanuk–Mengwi bisa dihidupkan kembali jika pemerintah menilai proyek ini strategis untuk mendukung pembangunan besar di Bali Utara.
Page 2
“Kalau nanti pemerintah menilai proyek ini dibutuhkan untuk mendukung bandara baru di Bali Utara atau pengembangan kawasan Bali bagian barat, ya bisa jadi proyeknya dilanjutkan,” ujarnya, Minggu (19/10/2025).
Sinyal ini memperkuat spekulasi bahwa pemerintah tengah menimbang kembali proyek Bandara Internasional Bali Utara, yang akan menjadi faktor kunci hidup matinya Tol Gilimanuk–Mengwi.
Dampak Besar bagi Sektor Properti dan Pariwisata
Jika proyek tol sepanjang 96,8 kilometer ini (meliputi ruas Gilimanuk–Pekutatan, Pekutatan–Soka, dan Soka–Mengwi) kembali dilanjutkan, dampaknya terhadap ekonomi dan properti Bali akan sangat besar.
Baca Juga: Kemenaker Pastikan BSU 2025 Segera Cair, 17,3 Juta Pekerja dan Guru Honorer Dapat Rp600 Ribu!
Tol ini akan memangkas waktu tempuh dari Gilimanuk ke Denpasar dari 4–5 jam menjadi kurang dari 2 jam.
Kawasan Jembrana dan Buleleng yang selama ini dianggap “pinggiran” bisa menjelma menjadi pusat pertumbuhan baru karena aksesibilitas meningkat tajam.
Harga tanah di koridor Pekutatan, Soka, dan Jembrana diperkirakan akan melonjak drastis, karena investor mulai melirik kawasan tersebut sebagai alternatif pengembangan selain Badung dan Denpasar yang sudah padat.
Selain itu, keberadaan tol juga akan membuka akses menuju destinasi wisata baru di Bali Barat dan Utara, sekaligus mendorong pertumbuhan hotel, rest area, pusat komersial, hingga zona logistik dan industri di sekitar Pelabuhan Gilimanuk.
Baca Juga: Jika Sudah Rampung, Tol Ini Persingkat Banyuwangi-Probolinggo Cuma 2 Jam!
Evaluasi Ulang Menentukan Arah Masa Depan
Hingga kini, status Tol Gilimanuk–Mengwi masih dalam tahap evaluasi di pemerintah pusat.
Keputusan akhir akan sangat bergantung pada prioritas nasional, terutama jika proyek Bandara Bali Utara benar-benar direalisasikan.
Apapun hasilnya, Tol Gilimanuk–Mengwi tetap menjadi proyek strategis yang akan menentukan arah pembangunan Pulau Dewata untuk dekade mendatang — baik dari sisi transportasi, pariwisata, maupun investasi properti.
Tol Gilimanuk–Mengwi kini kembali menjadi bahan perbincangan hangat.
Meski sempat “mati suri”, status barunya sebagai Proyek Strategis Nasional 2025 membuka peluang besar untuk dihidupkan kembali.
Jika terealisasi, jalan tol ini tak hanya mengubah wajah Bali, tapi juga menjadi motor penggerak ekonomi baru di kawasan barat dan utara Pulau Dewata. (*)
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Dunia infrastruktur nasional kembali bergairah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto resmi menandatangani Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Nomor 16 Tahun 2025, yang menetapkan daftar terbaru 50 Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor jalan tol.
Menariknya, dari puluhan proyek tersebut, hanya tiga ruas tol di luar Jawa dan Sumatera yang masuk daftar, yakni Tol Manado–Bitung (Sulawesi Utara), Tol Balikpapan–Samarinda (Kalimantan Timur), dan Tol Gilimanuk–Mengwi (Bali).
Baca Juga: Honorer Wajib Tahu! Ini 7 Poin Penting Perjanjian Kerja PPPK Paruh Waktu Sesuai Aturan BKN 2025
PSN didefinisikan sebagai proyek yang memiliki nilai strategis tinggi untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan nasional.
Di antara ketiganya, Tol Gilimanuk–Mengwi mencuri perhatian karena menjadi kunci penghubung wilayah Bali bagian barat dan utara yang selama ini relatif kurang tersentuh infrastruktur besar.
Nasib Tol Gilimanuk–Mengwi di Ujung Tanduk
Meski kini berstatus resmi sebagai PSN, Tol Gilimanuk–Mengwi justru menjadi sorotan karena menjadi satu-satunya proyek PSN di luar Jawa–Sumatera yang belum beroperasi—bahkan belum memasuki tahap konstruksi.
Baca Juga: dr. Widji Lestariono Terpilih Jadi Ketua IDI Banyuwangi 2025–2028, Siap Bawa Transformasi Digital Dunia Medis
Proyek ini sempat mencuri perhatian nasional saat groundbreaking dilakukan secara meriah pada September 2022, oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Tol Jagat Kerthi Bali yang menggandeng skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Namun, tak lama kemudian, BUJT tersebut menyatakan mundur karena faktor finansial.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra, menjelaskan proyek ini menghadapi tantangan besar karena membutuhkan Dukungan Konstruksi (Dukon) yang besar dari pemerintah.
“Kebutuhan Dukon yang tinggi menunjukkan proyek ini kurang layak secara finansial bagi investor swasta murni, sehingga APBN harus turun tangan agar proyek bisa feasible,” jelas Rachman.
Baca Juga: Kemenaker Pastikan BSU 2025 Segera Cair, 17,3 Juta Pekerja dan Guru Honorer Dapat Rp600 Ribu!
Bisa “Hidup Lagi” Karena Bandara Bali Utara
Meski sempat mandek, Rachman memberi sinyal bahwa proyek Tol Gilimanuk–Mengwi bisa dihidupkan kembali jika pemerintah menilai proyek ini strategis untuk mendukung pembangunan besar di Bali Utara.