Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Ribuan Massa NU dan Banser Hadiri Sidang Kasus Penghinaan Kyai

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Ribuan massa Nahdliyin dan Banser Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyuwangi, berkumpul dikantor PCNU setempat untuk mengawal jalannya proses persidangan kasus penghinaan Kiai dengan tersangka, M Yunus Wahyudi, Selasa (6/2/2018).

Tak pelak, kehadiran massa tersebut membuat petugas Kepolisian Resort Banyuwangi langsung memperketat pengamanan kantor Pengadilan Negeri (PN). Sejumlah anggota sudah ditempatkan di sejumlah titik sekitar PN, sejak Selasa pagi tadi.

Wakil Ketua PCNU Banyuwangi, Nanang Nur Ahmadi, menyatakan, dukungan ini merupakan keinginan masyarakat sebagai bentuk dukungan kepada Kyai NU. Aksi dukungan ini diwujudkan dalam kelompok Komando Masyarakat Pendukung Kyai (Kompak).

“Sesuai izin yang kami sampaikan ke Polres sekitar seribu warga yang hadir, tapi bukan tidak mungkin warga yang datang lebih dari itu,” ujarnya di temui di Kantor PCNU.

Aspirasi masyarakat ini, menurutnya muncul dari perkembangan sidang yang sudah terjadi. Dimana terdakwa M. Yunus Wahyudi bersikap tidak sopan. Dia mencontohkan pelemparan botol yang dilakukan terdakwa Yunus kepada dirinya.

Sidang kelima kasus yang menciderai keluarga besar Nahdliyin ini memang cukup spesial. Ketua PCNU Banyuwangi, KH Masykur Ali, dihadirkan sebagai saksi.

“Hari ini yang menjadi saksi adalah Ketua PCNU KH. MaskurAli. Jadi mereka datang untuk memberikan dukungan dan doa,” tegasnya.

Sebelum bertolak dari kantor PCNU menuju PN, massa yang berasal dari penjuru Bumi Blambangan tersebut, menggelar istighosah akbar. Tampak dari raut wajah, mereka sangat geram dengan perbuatan terdakwa.

Sebagai informasi, kasus ini bermula dari ucapan M Yunus Wahyudi, yang mengatakan Ketua dan Wakil Ketua PCNU Banyuwangi menerima sejumlah aliran dana dari pengelola tambang emas Gunung Tumpang Pitu. Dalam pernyataan melalui media tersebut, dia juga menyebut adanya ‘Kiai Perampok’ dikalangan NU.