BANYUWANGI – Menteri Perdagangan Enggartistasto Lukita akan menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengembangkan ritel berbasis keumatan. Rencana itu disampaikan Enggartiasto ketika bertemu dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banyuwangi pada Rabu malam (9/5/2018).
Dalam pertemuan yang dihelat di Kantor NU Banyuwangi itu, Menteri Enggartiasto menyampaikan bahwa ekonomi kerakyatan merupakan salah satu tugas dari presiden yang mendapat skala prioritas.
“NU sebagai organisasi dengan jumlah anggota terbesar terutama di Banyuwangi patut menjadi mitra,” ujar Menteri Enggar.
Menurutnya, ada tiga tugas pokok yang dibebankan Presiden Jokowi kepadanya, yakni menjaga stok kebutuhan pokok, menurunkan harga dan mengembangkan sektor ekonomi kerakyatan.
“Kami sedang fokus membuka dan menata pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar modern, selain itu juga akan menguatkan ekonomi berbasis keumatan,” papar Menteri Enggar.
Sementara, terkait dengan rencana ritel tersebut, Menteri Enggar menerangkan bahwa akan menjadi satu bagian dengan Ummat yang bakal dilaunching oleh Menteri Perdagangan dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada Minggu (12/5) mendatang. Yaitu toko ritel atau minimarket yang berbasis pesantren.
“Akan tetapi, untuk ritel yang dikembangkan bersama NU Banyuwangi tidak ditempatkan di pesantren. Tapi berada di kantor-kantor MWC NU yang representative,” tutur Menteri Enggar.
Dari tujuh kantor yang diajukan oleh PCNU Banyuwangi ada empat tempat yang dinilai Mendag cukup representarif. Yakni, Kantor MWC NU Wongsorejo, MWC NU Kabat, MWC NU Glenmore, dan MWC NU Kalibaru.
“Ke depan, tim dari Ummart akan turun untuk meninjau tempatnya. Sekaligus nanti juga bakal diberikan berbagai macam pelatihan untuk mengelola ritel modern,” pungkas Menteri Enggar.
Hal tersebut disambut baik oleh KH. Ali Makki Zaini atau Gus Makki selaku ketua Tanfidziah PCNU Banyuwangi. Menurut Gus Makki, dengan 25 MWC yang dimiliki NU Banyuwangi bisa mengambil kesempatan tersebut, nantinya ranting-ranting yang akan siap menjadi konsumen.
“Apabila 25 MWC masing-masing bisa memiliki satu ritel, sedangkan ranting men-support dengan membeli kebutuhanya disana, maka NU akan semakin kuat,” ujar Gus Makki.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang turut hadir dalam acara sambung hati tersebut, berjanji akan turut serta untuk ikut menyukseskan program ini. Menurutnya, jika permasalahan ekonomi di kalangan warga NU ini bisa diselesaikan, maka separuh permasalahan bangsa Indonesia juga bakal selesai.
“Kami harap, program ini nantinya bisa ditangani secara profesional dengan melibatkan para pengusaha nahdliyin yang kredibel untuk mengelolanya,” ungkap Bupati Anas.
Karena dia yakin, di kalangan warga NU, banyak santri yang handal dalam berdagang.
Kegiatan sambung hati tersebut dihadiri oleh Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziah MWC NU se-Banyuwangi, Badan Otonom serta segenap pengasuh Pondok Pesantren se-Kabupaten Banyuwangi.