Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Sambut Banyuwangi Festival Siapkan 2,5 Kuintal Biji Kopi Robusta

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

banyuwangifesGLAGAH – Warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, mulai menyangrai 2,5 kuintal biji kopi sejak kemarin (19/11). Ratusan kilogram biji kopi itu akan digunakan untuk acara Ngupi Sepuluh Ewu Cangkir di perkampungan masyarakat Suku Osing minggu mendatang (23/11). Panitia lokal kegiatan Ngopi Sepuluh Ewu, Supriyanto mengatakan, kegiatan masal ngopi gratis tersebut dilakukan demi mengenalkan kepada dunia bahwa Banyuwangi adalah kota kopi.

Karena hampir sebagian besar wilayah di Kabupaten Banyuwangi ini ada tanaman kopi, terutama di daerah perbukitan dan lereng gunung. Tidak hanya itu kebiasaan ngopi di Desa Kemiren juga didasari fakta banyaknya cangkir yang di miliki warga desa adat tersebut. Hal itu bisa menjadi acuan bahwa di desa tersebut kebiasaan meminum kopi sudah berlangsung sejak lama. “Bentuk cangkir milik warga Desa Kemiren hampir sama semua, dan jumlahnya sangat banyak.” ujar Supriyanto. 

Sejauh ini, demi menyukseskan Ngopi Sepuluh Ewu Cangkir yang disajikan gratis untuk semua pengunjung tersebut, panitia menyiapkan 2,5 kuintal biji kopi. Selanjutnya, biji kopi mentah itu disangrai terlebih dahulu secara tradisional. Menyangrai kopi harus dilakukan dengan baik dan benar. Jika salah, maka akan mengurangi cita rasa kopi yang disajikan. “Kopi yang baik itu tidak mesti hitam dan tidak mesti pahit” ujar Setiawan Subekti, salah seorang pakar kopi dunia asal Banyuwangi. 2,5 kuintal biji kopi tersebut akan menghasilkan sekitar 150 kilogram kopi bubuk.

Selanjutnya, bubuk kopi itu akan dibagikan kepada 1.129 warga Desa Kemiren. Kopi robusta tersebut akan disajikan dan diminum secara gratis oleh semua warga yang hadir. Subekti menjelaskan, dalam penyajian kopi bubuk, setiap cangkir berkisar 15 gram dan gula sekitar 7,5 gram. Kadar gula itu menyesuaikan selera masing-masing orang. “Orang Kemiren itu kalau sehat minumnya kopi. 

Kalau minum teh biasanya warga itu sakit,” terangnya. Subekti juga mengundang seluruh lapisan masyarakat agar datang ke Desa Kemiren 23 November mendatang. Seluruh warga Desa Kemiren akan menyambut kedatangan pengunjung untuk minum kopi bersama di sepanjang tepi jalan desa. “Silakan datang. dan bisa rasakan cita rasa kopi Osing. Sek guthekkan dadi seduluran satu kali seduh, kita bersaudara, “pungkasnya. (radar)