Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sampah Bermetamorfosis Menjadi Harapan : Kisah Perempuan Tangguh Komunitas Green Jasmine

sampah-bermetamorfosis-menjadi-harapan-:-kisah-perempuan-tangguh-komunitas-green-jasmine
Sampah Bermetamorfosis Menjadi Harapan : Kisah Perempuan Tangguh Komunitas Green Jasmine
8 menit lalu3 Desember 2025oleh administrator

BANYUWANGI, JURNALNEWS.COM – Kami dari media ini ditemani jurnalis sinergi media gotongroyong tiba di sebuah halaman luas di sebuah di kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Di antara rimbunnya tanaman, berdiri sebuah pondok yang di sampingnya berdiri rumah yang cukup besar yang menjadi omah kreasi “Green Jasmine”. Lebih dari sekadar rumah, tempat ini adalah pusat edukasi, perkumpulan, dan rumah produksi yang menyulap sampah menjadi karya bernilai. Di halaman belakang, pondok terlihat area produksi yang sepi dan penuh tanaman rimbun, sementara pondok edukasi terlihat masih tertutup rapat di samping rumah utama.

Kedatangan kami disambut oleh tiga sosok wanita energik yang juga pendiri komunitas ini: Bu Eni Kustanti, Bu Sri Sudaryati, dan Bu Dini. Semangat mereka tak lekang oleh usia, membuktikan bahwa dedikasi untuk lingkungan tidak kenal waktu.

Melati yang Tumbuh di Tengah SampahBerdiri sejak 2019, Green Jasmine terinspirasi dari ketangguhan bunga melati. “Bagaimanapun juga nama adalah doa. Filosofinya, seperti bunga melati yang mudah tumbuh, di sini kami belajar bersama, lalu dapat tumbuh dan berkembang untuk bermanfaat di daerah masing-masing,” ujar Eny ketua sang pendiri komunitas.

Menurutnya, semangat berbagi, bukan bersaing, adalah kunci.

“Di sini kami saling mengisi. Setiap anggota bebas mengembangkan ilmu dan bahkan mendirikan perkumpulan sejenis di tempat asalnya,” lanjutnya sambil sebut anggotanya 13 menyebar di berbagai desa dan 1 di Australia bergerak di fashion Lis Adiwinoto Ecoprint.

Awalnya, sekumpulan emak-emak di atas 50 tahun ini memanfaatkan apa saja: sampah perca, kotak styrofoam bekas budidaya cacing, hingga sampah rumah tangga. Mereka menyulapnya menjadi pot, asbak, dan barang berguna lainnya.

“Dulu, kami hanya fokus produksi. Yang penting sampah bisa jadi barang bermanfaat. Kalau laku, syukur. Kalau tidak, ya tidak apa-apa,” kenang Bu Eny sambil tersenyum. “Tapi ternyata, mulai banyak yang tertarik.”

Dari Pameran ke Layar Televisi
Ketertarikan itu berawal dari pameran. Bu Sri menceritakan pengalamannya membuka stand di event-event seperti Pinusan Suko Bumi Perkemahan.

“Kami pamerkan produk karya kami, salah satunya pot okedama. Banyak yang suka, bahkan Bu Ipuk beserta staf bupati juga turut membelinya,” tuturnya dengan bangga.

Popularitas Green Jasmine pun meroket. Mereka bahkan sempat diliput oleh Metro TV. Sebuah kolaborasi unik lahir dengan seorang pengusaha kopi, Mas Novian, melalui program “Bayar Kopi Pakai Sampah”. Sampah yang terkumpul kemudian diolah Green Jasmine menjadi produk bermanfaat dan artistik.

Jaringan yang Memperkuat, Kolaborasi yang MemajukanPerjalanan mereka makin matang berkat kolaborasi. Bergabung dengan Banyuwangi Osoji Club membuka pintu pertemanan dan ilmu baru. “Kami mengenal banyak kawan dengan berbagai potensi. Wawasan kami bertambah, dan produk kami punya varian lebih banyak,” jelas Bu Eny

Salah satu ilmu yang dikembangkan adalah pembuatan Eco Enzim, cairan serba guna dari fermentasi sampah organik. Diperkenalkan oleh bunda Sofi dari osoji kemudian belajar lebih luas lagi dengan beberapa mentor seperti Bu Desi, pak Candra Kusuma, Bu Gung Endah. Setelah wabah pmk berlalu, agar tetap semangat membuat, maja ecoenzyme dibuat produk turunannya seperti sabun cair, sabun padat dll

*Melangkah ke Masa Depan dengan EcoprintSaat ini, semangat berkreasi mereka tidak pernah padam. Bu Dini dengan antusias memamerkan aneka kain cantik yang sedang dipersiapkan untuk pameran Eco Printing di Vila Solong. Eco Print adalah sebuah teknik seni mencetak yang menggunakan bahan-bahan alami, seperti daun, bunga, batang, atau bagian tumbuhan lainnya, untuk mentransfer warna dan bentuknya langsung ke sebuah media (biasanya kain atau kertas).

Prosesnya pada dasarnya adalah “mencetak” dengan alam. Pigmen, tanin, dan bentuk dari tanaman akan meninggalkan jejak yang indah dan unik pada media tersebut. Teknik seni mencetak dengan daun dan bunga ini menjadi chapter baru kreativitas mereka.

Berkeliling di area Green Jasmine, kami disuguhkan hamparan tanaman yang menjadi bahan baku Eco Printing dan Eco Enzim. Suasana yang asri dan luas ini adalah bukti nyata harmoni antara manusia dan alam.

Ketika berpamitan, kami diberi sabun mandi kesehatan Eco Enzim yang dibungkus kantong kain cantik hasil produk Eco Printing sebagai oleh-oleh. Kami pun membeli minyak urut aromatik yang salah satu bahannya adalah Eco Enzim. Produk dengan harga terjangkau ini hangatnya cocok untuk pijat dan aroma terapi untuk relaksasi.Barang-barang sederhana ini adalah bukti nyata bahwa dari tangan emak-emak pejuang lingkungan di Banyuwangi, tercipta harum yang membawa kebaikan bagi banyak orang.

Awal Desember kali datang dengan jurnalis sejawat media ini yang berkepentingan susun skripsinya di Fisip-HI UNEJ berkaitan cosplay budaya Jepang pengaruhnya pada budaya lokal. Saat pamitan mahasiswi ini dapat kenangan hijab Ecoprint berwarna biru.

Seperti melati, karya mereka terus tumbuh dan harumnya menyebar. Depan dengan Ecoprint. Saat ini, semangat berkreasi mereka tidak pernah padam. Bu Dini dengan antusias memamerkan aneka kain cantik yang sedang dipersiapkan untuk pameran Eco Printing di Vila Solong.

Eco Print adalah sebuah teknik seni mencetak yang menggunakan bahan-bahan alami, seperti daun, bunga, batang, atau bagian tumbuhan lainnya, untuk mentransfer warna dan bentuknya langsung ke sebuah media (biasanya kain atau kertas).

Prosesnya pada dasarnya adalah “mencetak” dengan alam. Pigmen, tanin, dan bentuk dari tanaman akan meninggalkan jejak yang indah dan unik pada media tersebut.
Teknik seni mencetak dengan daun dan bunga ini menjadi chapter baru kreativitas mereka.

Berkeliling di area Green Jasmine, kami disuguhkan hamparan tanaman yang menjadi bahan baku Eco Printing dan Eco Enzim. Suasana yang asri dan luas ini adalah bukti nyata harmoni antara manusia dan alam.

Ketika berpamitan, kami diberi sabun mandi kesehatan Eco Enzim yang dibungkus kantong kain cantik hasil produk Eco Printing sebagai oleh-oleh. Kami pun membeli minyak urut aromatik yang salah satu bahannya adalah Eco Enzim. Produk dengan harga terjangkau ini hangatnya cocok untuk pijat dan aroma terapi untuk relaksasi.

Barang-barang sederhana ini adalah bukti nyata bahwa dari tangan emak-emak pejuang lingkungan di Banyuwangi, tercipta harumyang membawa kebaikan bagi banyak orang.

Seperti melati, karya mereka terus tumbuh dan harumnya menyebar. (ARW/AWN/JN)

Arsip Pilih Bulan Desember 2025 November 2025 Oktober 2025 September 2025 Agustus 2025 Juli 2025 Juni 2025 Mei 2025 April 2025 Maret 2025 Februari 2025 Januari 2025 Desember 2024 November 2024 Oktober 2024 September 2024 Agustus 2024 Juli 2024 Juni 2024 Mei 2024 April 2024 Maret 2024 Februari 2024 Januari 2024 Desember 2023 November 2023 Oktober 2023 September 2023 Agustus 2023 Juli 2023 Juni 2023 Mei 2023 April 2023 Maret 2023 Februari 2023 Januari 2023 Desember 2022 November 2022 Oktober 2022 September 2022 Agustus 2022 Juli 2022 Juni 2022 Mei 2022 April 2022 Maret 2022 Februari 2022 Januari 2022 Desember 2021 November 2021 Oktober 2021 September 2021 Agustus 2021 Juli 2021 Juni 2021 Mei 2021 April 2021 Maret 2021 Februari 2021 Januari 2021 November 2020 Oktober 2020 September 2020 Agustus 2020 Juli 2020 Juni 2020 Mei 2020 April 2020 Maret 2020 Februari 2020 Januari 2020 Desember 2019 November 2019 Oktober 2019 September 2019 Agustus 2019 Juli 2019 Juni 2019 Mei 2019 April 2019 Maret 2019 Februari 2019 Januari 2019 Desember 2018 November 2018 Oktober 2018 September 2018 Agustus 2018 Juli 2018 Juni 2018 Mei 2018 April 2018 Maret 2018 Februari 2018 Januari 2018 Desember 2017 November 2017 Oktober 2017 September 2017 Agustus 2017 Juli 2017 Juni 2017 Mei 2017 April 2017 Januari 2013 Desember 2012 Januari 1970