Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Sehari Serasa Chinatown

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

sehariBANYUWANGI – Kirab tolak bala (Cie Swa) yang digelar untuk memperingati hari kebesaran Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin ke-229 berlangsung meriah kemarin (10/3). Banyuwangi pun serasa menjadi Chinatown sore itu. Hujan deras yang sempat mengguyur Kota Gandrung dan sekitarnya sesaat sebelum pawai dimulai, ternyata tidak menyurutkan animo warga. Ribuan warga berbondong-bondong memadati tepi jalan raya yang menjadi rute pawai Cie Swa tersebut.

Tidak tanggung-tanggung, Cie Swa yang digelar jemaat Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio Banyuwangi kali ini diikuti oleh 24 kontingen. Mereka berasal dari Jawa, Bali, dan Madura. Bahkan, tiga kontingen asal Jakarta juga ikut ambil bagian dalam ritual Cie Swa kali ini. Di antaranya rombongan asal Cetya Kwee Th io Kong, Shang Nie Bio, dan Rumah Ibadah Sheng Xing Th ang.

Selain undangan asal Jakarta, kirab tolak bala tahun ini juga diikuti oleh rombongan asal Cirebon, Jawa Barat; Klaten, Jogjakarta; Lasem, Magelang, Semarang, Salatiga, Jawa Tengah. Peserta asal Jawa Timur terdiri dari perwakilan Kwan Im Kiong Pamekasan, Madura; Makin Pak Kik Bio Surabaya; Rumah Suci Dewi Kwan Im dan TITD Pay Lien San, Jember Sedangkan peserta dari Pulau Dewata berasal dari Negara dan Denpasar. Suyono, perwakilan peserta dari TITD Kwan Kong Bio Denpasar mengatakan, perayaan ulang tahun bertahtanya Tan Hu Cin Jin tahun ini lebih meriah dibandingkan dua tahun lalu.

“Selain peserta kirab semakin banyak, hiburan barongsai dan liang liong juga semakin menarik,” ujarnya. Suyono mengaku, dirinya bersama rekan-rekan asal TITD Kwan Kong Bio kerap datang ke berbagai daerah untuk mempererat tali silaturahmi antar-sesama. “Kami sering datang ke mana saja, yang paling sering ya ke Banyuwangi ini. Ini meriah sekali,” kata dia. Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas yang hadir di TITD Hoo Tong Bio mengatakan, pihaknya berharap kirab Cie Swa bisa meningkatkan sambung rasa dan saling menghormati antar umat beragama, khususnya di Banyuwangi.

“Saya harap ini bisa meningkatkan sambung rasa dan saling menghormati antar umat beragama,” ujar Anas. Tepat pukul 15.15, Bupati Anas memberangkatkan peserta Cie Swa. Tidak hanya mengibarkan bendera start, Bupati Anas didampingi pejabat Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi tutur serta memikul kim sin (patung dewa-dewi). Hal itu dilakukan sebagai bentuk pluralisasi adat yang bisa diterima oleh siapa saja. Sebelum keluar dari klenteng, kim sin diputar tiga kali di halaman TITD Hoo Tong Bio. Ini simbol dimulainya kegiatan kirab Cie Swa.

Rombongan pertama tersebut lantas disusul oleh 24 peserta asal luar Banyuwangi. Kirab tersebut menempuh jarak kurang lebih empat Kilometer menyusuri sejumlah ruas jalan di pusat Kota Banyuwangi. Berbagai hiburan juga turut serta mengikuti kegiatan kirab. Mulai barongsai, liangliong, ondel-ondel, barong Banyuwangi, kuntulan, dan juga seni reog. Selain itu, kirab kim sin yang digotong tandu tampaknya menjadi daya tarik tersendiri bagi warga. Tandu tersebut tampak bergoyang mengikuti irama musik yang ditabuh. “Tandunya tampak bergoyang, seperti menari,” kata Andi, seorang penonton. (radar)