Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Simpan Arak Dalam Bungker

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

simpanTemukan 28 Jeriken Besar dan Ribuan Botol

GIRI – Peredaran minuman keras (miras) di Banyuwangi sungguh mengkhawatirkan. Sejumlah gudang miras digerebek, di tempat lain justru tumbuh subur penyimpanan minuman memabukkan tersebut. Seperti yang terjadi di Lingkungan Mojoroto, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, kemarin. Tim khusus (timsus) Polres Banyuwangi menemukan gudang penyimpanan miras jenis arak. Setelah digeledah, di tempat tersebut ditemukan 28 jeriken besar berisi arak dan ribuan botol bekas minuman air mineral untuk mengisi arak Bali.

Menariknya, arak dalam jeriken itu disembunyikan dalam bungker. Modus ini dilakukan pemiliknya agar tidak terendus polisi. Untungnya, polisi lebih jeli. Gudang milik Asaad, 49, akhirnya digerebek n Lokasi gudang itu berjarak 200 meter dari rumah Asaad. “Begitu kami gerebek, semua arak dan pemiliknya langsung kita bawa ke polres,” kata Wakapolres Banyuwangi Kompol Agus Widodo yang memimpin jalannya penggerebekan. Puluhan jerigen berisi arak itu ditemukan di sebuah bungker yang ada di gudang tersebut.

Bungker dengan lubang yang hanya cukup untuk jerigen ini, diduga sudah sering dipakai untuk menyimpan miras. “Kita sudah lama mengincarnya,” imbuh Agus Widodo.Terbongkarnya gudang miras berawal dari penyelidikan polisi. Tiga bulan lamanya polisi mengintai gerakk-gerik Asaad. Pria tersebut dikenal lihai mengelabuhi polisi. Tiga bulan lalu aksinya menjual miras tercium polisi. Kala itu wakapolres berada di sekitar Terminal Rogojampi. Dia sempat memergoki seorang warga yang naik sepeda motor sambil bawa tobos melakukan transaksi arak.

“Saya sempat tanya asal arak, katanya dari Asaad ini,” ungkapnya. Sejak saat itu, wakapolres meminta pada anggotanya untuk melakukan penyelidikan. Timsus yang telah dibentuk diberi tugas mengawasi Asaad dalam bisnis minuman yang memabukkan ini. “Sering digeledah, tapi selalu tidak menemukan bukti,” cetusnya. Bisnis haram Asaad ini berhasil dibongkar setelah polisi mendapat informasi kalau pria yang tubuhnya penuh dengan tato itu baru mendatangkan arak dari Bali dengan jumlah yang cukup besar.

“Dari informasi itu, kita perintahkan timsus untuk menyelidiki,” katanya. Untuk menemukan bukti arak, ternyata juga tidak mudah. Setelah menggeledah semua isi bangunan berlantai dua yang beralamat di Jalan Gajah Mada itu, ternyata polisi belum menemukan arak sama sekali. “Yang ada hanya botol-botol bekas minuman mineral,” ujarnya. Anggota timsus yang memburu arak ini, ternyata juga tidak patah arang. Mereka terus memeriksa di setiap sudut bangunan dan menemukan sebuah bungker yang ada di belakang bangunan toko.

“Bungker di belakang bangunan toko, ternyata tidak ada isinya alias kosong,” jelasnya. Dari temuan ada bungker ini, polisi mencoba mencari bungker lain. Dan upaya ini ternyata juga tidak sia-sia. Di samping ruang tunggu pada pintu masuk,ditemukan bungker lagi yang ukurannya lebih besar. “Bungker dekat pintu masuk ini berisi 28 jerigen arak,” kata wakapolres. Bungker yang dipakai untuk menyimpan puluhan jeriken berisi arak ini, sekilas memang tidak terlihat. Lubang bungker, sebesar keramik yang berukuran 60 centimeter kali 60 centimeter.

Di atas lubang ini, ditutupi dengan meja dan dipakai untuk menerima tamu. “Sangat rapi sekali penyimpanan arak ini,” sebut wakapolres. Asaad sebagai bos arak ini memang sudah lama dijadikan target operasi. Selama ini, bisnis araknya merajalela di wilayah Kota Gandrung. “Sering menjual arak pada anak-anak muda, juga menjual hingga ke Srono dan Genteng,” tandasnya. (radar)