Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Siswi Pesilat Meninggal Usai Bertanding

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Nur Febri Hidayatul Ismi

Korban Ikut Kejuaraan PSHT di Trembelang

BANYUWANGI – Peristiwa memilukan terjadi dalam dunia olahraga Banyuwangi, Sabtu kemarin (13/5). Salah seorang atlet silat asal perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) ranting Tegaldlimo dinyatakan meninggal dunia usai mengikuti kejuaraan Krida Siswa III PSHT Banyuwangi yang diselenggarakan di Dusun Trembelang, Desa Cluring Kecamatan Cluring.

Kejadian bermula saat atlet bernama Nur Febri Hidayatul Ismi, 16, bertanding melawan pesilat asal PSHT ranting Muncar, Ifhatul Fitri. Pada saat pertandingan berlangsung sekitar 30-40 detik, korban tiba-tiba memegangi lehernya akibat menerima serangan dari lawan.

Nur Febri sempat melapor kepada wasit tentang keluhan yang dialaminya. Peristitva ini sempat membuat wasit menghentikan pertandingan sejenak. Ketika pertandingan hendak dilanjutkan, gadis asal Dusun Sumberkepuh Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo yang sudah memasang kuda-kuda itu tiba-tiba lemas dan tidak sadarkan diri.

Nur Febri sempat memperoleh pertolongan medis dari pertandingan. Tetapi karena kondisinya cukup parah, pertandingan kemudian dihentikan dan korban dilarikan ke Rumah Sakit Ar Rohmah Jajag untuk mendapat pertolongan lanjutan.

Dalam perjalanan, berdasarkan keterangan dari internal PSHT, korban sempat mengeluarkan lendir bercampur darah dari mulutnya.  Setibanya di UGD RS Ar Rohmah detak jantung dan napas korban berangsur menurun.

Pihak rumah sakit yang melakukan pertolongan medis pun menyatakan korban mengalami gangguan pada paru-parunya dan dinyatakan untuk segera dioperasi. Setelah mendapatkan izin dari orang tuanya, pada pukul 18.00, korban sempat masuk ruang operasi.

Akan tetapi dokter kemudian membatalkan operasi dikarenakan detak jantung dan napas korban tidak stabil. Korban pun dikembalika ke perawatan di UGD. Malangnya, pukul 21.30, Nur Febri mengembuskan napas terakhirnya.

“Petugas medis dari pertandingan sempat melakukan upaya, tapi karena tidak mampu kita merujuk ke rumah sakit. Tapi ternyata tetap tidak bisa menyelamatkan Febri. Pihak rumah sakit mengatakan ada cidera pada paru-paru,” ujar pengurus cabang PSHT Banyuwangi, Siswanto.

Dia menambahkan, panitia kejuaraan sudah menyelenggarakan pertandingan sesuai dengan aturan IPSI. Termasuk persyaratan surat pernyataan sehat yang dikeluarkan Puskesmas Tegaldlimo dan perlengkapan pengamanan saat pertandingan. Namun, peristiwa yang disebutnya sebagai musibah ini tetap terjadi.

“Nur Febri sudah dimakamkan Minggu kemarin. Ayahnya juga sudah menerima. Kita sudah memberikan santunan termasuk semua biaya, anak ini salah satu atlet pemula kita yang potensial. Waktu dia bertanding juga sudah babak semifinal, dan pertandingan semacam ini juga bukan kali pertama untuk dia. Ini sebuah duka bagi kami,” papar Siswanto.

Kejadian seperti ini baru sekali ini menimpa perguruannya. Karena selama ini yang terjadi hanya sebatas cidera seperti keseleo dan paling parah patah tulang. “Kita akan lakukan evaluasi secara internal. Namun yang paling mengetahui kondisi atlet ini adalah pelatih. Kita juga sudah menjalankan semuanya sesuai prosedur. Termasuk upaya secara medis tapi memang tidak mampu menyelamatkan,” tegasnya.

Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi Guntur Priambodo menyatakan belasungkawa mendalam terkait peristiwa tersebut. “Besok (hari ini) pengurus IPSI akan berkunjung ke sana untuk memberikan santunan. Kita cukup sedih dengan kabar ini.”

“Selama ini belum ada peristiwa seperti ini di dunia silat Banyuwangi. Seharusnya secara teknis pelindung badan (body protecor) yang ada bisa menahan dampak dari pukulan. Dan sebelum bertanding sudah pasti ada surat keterangan sehat dari dokter untuk mencegah accident semacam ini,” ujarnya. (radar)