SEMENTARA itu, tren positif yang diukir SMA Muhammadiyah 2 (Muha) Genteng terhenti dalam laga kedua kemarin. Tim asuhan Nurcahyo itu justru tumbang saat bersua SMAN 1 Purwoharjo di lapangan Maron, Genteng, kemarin sore.
Ironisnya, dua gol itu tercipta pada babak kedua, masing-masing dicetak Bintang dan Tito Hendrawan. Kekalahan itu membuat SMA 2 Genteng dalam bahaya. Bagaimana tidak, runner up zona IV itu akan menghadapi tim kuat, SMAN 1 Rogojampi yang kini masih memimpin klasemen grup H yang sudah mengemas 6 poin dari dua laga.
Maka dari itu, laga terakhir merupakan laga hidup mati bagi SMA Muha Genteng. Sebaliknya, SMAN 1 Purwoharjo diprediksi mampu melewati hadangan SMK PGRI Banyuwangi yang bertindak sebagai juru kunci grup B dengan poin nol dari dua laga.
Jika sukses menang, sementara di lain pihak, SMA Muha Genteng takluk, maka SMAN 1 Purwoharjo berhasil lolos dari lubang jarum. Sebetulnya dalam pertandingan kemarin, SMA Muha Genteng tampil dominan sepanjang laga.
Serangan demi serangan terus dibangun. Meski terus gencar menggempur pertahanan lawan, mereka minim peluang. Sadar timnya tertekan, SMAN 1 Purwoharjo mengubah taktik di babak kedua dengan mengubah ritme permainan.
Hasilnya cukup manjur, mereka justru mampu mencetak gol. Bahkan, jelang laga usai. tim asuhan Budi Susanto itu menambah keunggulan via tendangan penalti. “Kami tahu apa yang harus dilakukan di babak kedua,” cetus pelatih SMAN l Purwoharjo, Budi Santoso.
Pada bagian lain, pelatih ShlA Muha Genteng, Nur Cahyo, mengakui timnya gagal memanfaatkan peluang. Menurut dia, timnya kalah karena kesalahan sendiri. “Anak-anak seperti kehabisan stamina,” katanya. (radar)