RadarBanyuwangi.id – Puing-puing bangunan sekolah yang ambruk akibat tertimpa pohon beringin berukuran raksasa yang tumbang pada Selasa (10/12), masih belum dibersihkan semua, Rabu (11/12). Reruntuhan bangunan, masih berserakan di depan sekolah.
Pohon beringin berukuran raksasa yang tumbang, hanya dibersihkan rantingnya. Batang pohon juga masih dibiarkan. Sejumlah warga, tampak membantu membersihkan puing-puing bangunan. Rencananya, itu akan dibuang di lahan milik kantor Kecamatan Srono di Desa Wonosobo, Kecamatan Srono. “Alternatifnya akan dibuang di lahan milik salah satu guru sekolah di Desa Wonosobo,” ujar Wakil Kepala SMPN 2 Srono, Ashlihah.
Menurut Aslihah, saat ini Kepala SMPN 2 Srono, Slamet Subagio bersama Camat Srono, Tri Wahyu Angembani, dan Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno sedang survey ke tempat yang akan dibuat pembuangan sampah beton itu. “Mereka masih survey tempat pembuangan sampah beton di Desa Wonosobo,” katanya.
Baca Juga: Pohon Beringin di SMPN 2 Srono Tumbang, Begini Kondisi Mobil Kepala Sekolah dan 5 Ruang Kelas
Untuk memperbaiki bangunan yang rusak akibat pohon beringin yang ambruk tersebut, jelas dia, sekolah akan segera memperbaiki dan telah membeli usuk, reng, dan lainnya. “Langsung kita perbaiki, biar segera ketutup,” cetusnya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Perbaikan yang segera dilakukan itu, jelas dia, khawatir kerusakan pada atap itu akan melebar. Selain itu, menghindari genting jatuh menimpa guru atau siswa. “Apalagi sekarang musim hujan, takutnya kalau tidak segera diperbaiki kayu-kayu akan segera lapuk terkena hujan,” dalihnya.
Untuk evakuasi pohon berining raksasa yang ambruk dan belum dibersihkan, Ashlihah mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan, dan Perkukiman (PU CKPP) Banyuwangi. “Untuk sekarang dibantu warga dan sejumlah guru membersihkan puing-puing bangunan,” terangnya.
Tapi untuk membersihkan bongkahan bangunan dan pohon beringin raksasa itu, jelas dia, warga tidak mampu dan harus menggunakan alat berat backhoe. “Besok (hari ini) backhoe kecil akan datang untuk membantu membersihkan sampah beton,” ungkapnya.
Baca Juga: Memasuki Desember 2024 Harga Cabai Mulai Naik, Petani Sumringah
Menurut Ashlihah, batang dan semua kayu dari pohon beringin itu nantinya akan diberikan kepada warga sekitar yang membantu membersihkan. “Syaratnya sampah-sampahnya juga harus ikut dibersihkan,” ungkap Aslihah seraya menandatangani absensi guru di depan kelas itu.
Ditanya kerugian sekolah akibat bangunan sekolah yang ambruk tertimpa pohon beringin, Ashlihah mengaku belum tahu pasti. Hanya saja, dari hasil perkiraan yang dilakukan, kerugian itu mencapai Rp 80 juta. “Kita belum tahu pasti, kira-kira ya Rp 80 juta,” katanya.
Jumlah kerugian itu, lanjut dia, belum termasuk kerugian mobil Honda Brio milik Kepala SMPN 2 Srono, Slamet Subagio. Mobil itu masih ada di sekolah dengan kerusakan yang cukup parah. “Rusaknya sangat parah, mesinnya juga mati, tidak tahu kerugiannya berapa,” cetusnya.
Sementara itu, petugas keamanan sekolah, Lahmudin, 44, mengatakan pemotongan pohon beringin yang tumbang belum selesai dilakukan. Sebab, ukurannya sangat besar. Sehingga harus menggunakan gergaji mesin yang besar. “Tim BPBD hanya membawa gergaji mesin yang kecil, tidak mampu memotong batang pohon yang besar,” terangnya.
Baca Juga: Rumah Nguru Ngaji di Desa Kandangan Pesanggaran Banyuwangi Tertimpa Pohon Jati Berukuran Besar
Page 2
Menurut Lahmudin, sekitar pukul 12.30, Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Srono datang lagi untuk memotong batang pohon beringin. Mereka membawa gergaji mesin besar. “Meski hujan deras, mereka datang dan bekerja memotong kayu,” ungkapnya, kemarin (11/12).
Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, pohon beringin berukuran raksasa di halaman depan SMPN 2 Srono ambruk, Selasa (10/12) sekitar pukul 09.30. Pohon yang sudah berumur puluhan tahun itu, menimpa mobil Honda Brio dan lima ruangan di sekolah yang berlokasi di Desa Sumbersari, Kecamatan Srono.
Saat pohon yang tingginya mencapai 30 meter lebih itu ambruk, di daerah SMPN 2 Srono itu sedang turun hujan deras yang disertai angin kencang. Lokasi pohon berada di didekat tempat parkiran mobil milik para guru. “Hujannya deras dan anginnya kencang,” terang petugas keamanan SMPN 2 Srono, Lahmuddin, 44.
Menurut Lahmuddin, angin yang kencang itu sebenarnya tidak lama. Tapi, itu membuat pohon beringin berukuran besar tiba-tiba ambruk menimpa mobil Honda Brio milik Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 2 Srono, Slamet Subagio, 58. “Sebelum pohon beringin ambruk, sempat terdengar suara kretek-kretek,” terangnya.(cw2/abi)
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Puing-puing bangunan sekolah yang ambruk akibat tertimpa pohon beringin berukuran raksasa yang tumbang pada Selasa (10/12), masih belum dibersihkan semua, Rabu (11/12). Reruntuhan bangunan, masih berserakan di depan sekolah.
Pohon beringin berukuran raksasa yang tumbang, hanya dibersihkan rantingnya. Batang pohon juga masih dibiarkan. Sejumlah warga, tampak membantu membersihkan puing-puing bangunan. Rencananya, itu akan dibuang di lahan milik kantor Kecamatan Srono di Desa Wonosobo, Kecamatan Srono. “Alternatifnya akan dibuang di lahan milik salah satu guru sekolah di Desa Wonosobo,” ujar Wakil Kepala SMPN 2 Srono, Ashlihah.
Menurut Aslihah, saat ini Kepala SMPN 2 Srono, Slamet Subagio bersama Camat Srono, Tri Wahyu Angembani, dan Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno sedang survey ke tempat yang akan dibuat pembuangan sampah beton itu. “Mereka masih survey tempat pembuangan sampah beton di Desa Wonosobo,” katanya.
Baca Juga: Pohon Beringin di SMPN 2 Srono Tumbang, Begini Kondisi Mobil Kepala Sekolah dan 5 Ruang Kelas
Untuk memperbaiki bangunan yang rusak akibat pohon beringin yang ambruk tersebut, jelas dia, sekolah akan segera memperbaiki dan telah membeli usuk, reng, dan lainnya. “Langsung kita perbaiki, biar segera ketutup,” cetusnya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Perbaikan yang segera dilakukan itu, jelas dia, khawatir kerusakan pada atap itu akan melebar. Selain itu, menghindari genting jatuh menimpa guru atau siswa. “Apalagi sekarang musim hujan, takutnya kalau tidak segera diperbaiki kayu-kayu akan segera lapuk terkena hujan,” dalihnya.
Untuk evakuasi pohon berining raksasa yang ambruk dan belum dibersihkan, Ashlihah mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan, dan Perkukiman (PU CKPP) Banyuwangi. “Untuk sekarang dibantu warga dan sejumlah guru membersihkan puing-puing bangunan,” terangnya.
Tapi untuk membersihkan bongkahan bangunan dan pohon beringin raksasa itu, jelas dia, warga tidak mampu dan harus menggunakan alat berat backhoe. “Besok (hari ini) backhoe kecil akan datang untuk membantu membersihkan sampah beton,” ungkapnya.
Baca Juga: Memasuki Desember 2024 Harga Cabai Mulai Naik, Petani Sumringah
Menurut Ashlihah, batang dan semua kayu dari pohon beringin itu nantinya akan diberikan kepada warga sekitar yang membantu membersihkan. “Syaratnya sampah-sampahnya juga harus ikut dibersihkan,” ungkap Aslihah seraya menandatangani absensi guru di depan kelas itu.
Ditanya kerugian sekolah akibat bangunan sekolah yang ambruk tertimpa pohon beringin, Ashlihah mengaku belum tahu pasti. Hanya saja, dari hasil perkiraan yang dilakukan, kerugian itu mencapai Rp 80 juta. “Kita belum tahu pasti, kira-kira ya Rp 80 juta,” katanya.
Jumlah kerugian itu, lanjut dia, belum termasuk kerugian mobil Honda Brio milik Kepala SMPN 2 Srono, Slamet Subagio. Mobil itu masih ada di sekolah dengan kerusakan yang cukup parah. “Rusaknya sangat parah, mesinnya juga mati, tidak tahu kerugiannya berapa,” cetusnya.
Sementara itu, petugas keamanan sekolah, Lahmudin, 44, mengatakan pemotongan pohon beringin yang tumbang belum selesai dilakukan. Sebab, ukurannya sangat besar. Sehingga harus menggunakan gergaji mesin yang besar. “Tim BPBD hanya membawa gergaji mesin yang kecil, tidak mampu memotong batang pohon yang besar,” terangnya.
Baca Juga: Rumah Nguru Ngaji di Desa Kandangan Pesanggaran Banyuwangi Tertimpa Pohon Jati Berukuran Besar