Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Stan Nasi Goreng Juara PKL Kuliner di Taman Blambangan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

utamaknaUtamakan Kebersihan dan Cita Rasa Masakan. Sejak belasan tahun lalu, Hardiyanto, 38 berjualan nasi goreng di sekitar Taman Blambangan, Banyuwangi. Baru Sabtu malam (27/4) lalu, bapak dua anak itu merasa mendapat apresiasi pemerintah lantaran kegigihannya menjaga kualitas masakannya.

REMAJA perempuan berjilbab tampak sibuk modarmandir di sebuah stan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Blambangan, Banyuwangi, malam itu. Sejurus kemudian, remaja tersebut mengeluarkan tas kresek berwarna bening dari dalam rombong. Dengan cekatan, tangan remaja perempuan itu mengeluarkan beberapa unit gelas dari dalam tas plastik tersebut. Gelas yang tampak mengilap, itu lantas dia serahkan kepada seorang perempuan yang berdiri di sampingnya.

Sementara itu, tak jauh dari lokasi dua perempuan itu berdiri, tampak seorang laki-laki tengah sibuk menggoreng nasi dalam wajan berukuran besar. Tak lama berselang, laki-laki itu menuangkan nasi goreng tersebut ke atas piring. Setelah itu, laki-laki tersebut kembali menyalakan kompor gas. Wajan berukuran besar, itu pun kembali dia letakkan di atas kompor tersebut. Juossss… laki-laki yang belakangan diketahui bernama Hardiyanto, 38, itu lantas menuangkan setengah gayung air ke dalam wajan panas tersebut.

Tangan Hardiyanto lantas mengaduk air mendidih tersebut ke seluruh sisi wajan. Hal itu dia lakukan hingga seluruh sisi wajan kembali mengilap. “Setiap kali selesai digunakan untuk menggoreng, wajan harus dibersihkan agar tidak lengket. Pencucian, ini juga bertujuan agar  rasa ma sakan sebelumnya tidak bercampur dengan ma sakan selanjutnya,” ujar laki-laki yang karib di sapa Hardi tersebut Suami Nurlaila tersebut menambahkan, kepuasan pembeli menjadi syarat mutlak untuk mempertahankan pelanggan.

Karena itu, rasa masakan, kebersihan diri, kebersihan makanan, hingga kebersihan stan selalu dia utamakan. “Kalau pembeli puas, dia pasti kembali ke warung saya ini. Itu kunci utama untuk mempertahankan pelanggan,” kata bapak dua anak itu lantas tersenyum. Usut punya usut, Hardi sudah berjualan di sekitar Taman Blambangan sejak belasan tahun silam. Dikatakan, pada tahun 2000, Hardi sisi selatan Taman Blambangan, tepatnya di tepi jalan seberang kantor Bank Mandiri.

Baru sekitar setahun terakhir, dia memindah stan dagangannya ke sisi utara RTH Taman Blambangan tersebut. Laki-laki yang beralamat di Lingkungan Kemasan, Kelurahan Panderejo, Kecamatan Banyuwangi, itu mengaku tak segan membayar orang untuk membersihkan sampah sisa dia berjualan. “Setelah saya selesai bekerja, sisa sampahnya langsung dibuang. Saya membayar orang untuk membuang sampah tersebut. Bagaimanapun, kita harus menjaga kebersihan lingkungan,” kata pedagang yang menjadikan nasi goreng ikan asin sebagai menu andalan tersebut.

Kegigihan Hardi menjaga kebersihan dan kualitas masakan itu akhirnya berbuah manis. Setidaknya, Pemkab Banyuwangi telah mengakui kualitas produk yang dihasilkannya. Bahkan, Hardi ditetapkan sebagai juara lomba Pedagang Kuliner Taman Blambangan yang merupakan kerja sama Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam); Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar); Kantor Urusan Ketahanan Pangan; Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP); dan Camat Banyuwangi.

Penyerahan hadiah dilakukan di arena Blambangan Skate Board, sekitar satu jam sebelum wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi memantau secara langsung proses produksi makanan di lapak milik Hardi. Sebagai juara satu, Hardi berhak menerima hadiah berupa kompor gas, trophy, dan bendera putih berlogo I Love Banyuwangi. Bendera tersebut berhak dipasang di lapak dagangannya, sebagai tanda bahwa kualitas dagangan yang dia jajakan kepada para pembeli adalah yang nomor satu di lingkungan Taman Blambangan.

“Setelah ditetapkan sebagai juara, saya bertekad mempertahankan dan bahkan memperbaiki cita rasa dan kebersihan masakan,” ujarnya. Sementara itu, ketua panitia Lomba Pedagang Kuliner Taman Blambangan, Camat Abdul Azis Hamidi mengatakan, penilaian lomba tersebut dilakukan dengan dua cara. Yakni penilaian secara tertutup dan penilaian secara terbuka. Penilaian tertutup dilakukan oleh tim dengan cara menyamar sebagai pembeli untuk menilai kebersihan, cara memasak, dan lain-lain. Sedangkan penilaian secara terbuka dilakukan dengan cara datang langsung dan mencicipi masakan di masing-masing stan PKL.

Menurut Camat Azis, lomba tersebut akan digelar berkelanjutan setiap tiga bulan sekali. “Dengan demikian, para pedagang semakin terpacu menjaga higienitas masakan dan kebersihan lingkungan,” cetus pria yang juga menjabat Camat Banyuwangi tersebut. Kepala Disperindagtam Banyuwangi, Hary Cahyo menambahkan, lomba tersebut digelar sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para PKL. Dikatakan, para PKL akan berlomba secara sehat untuk menggenggam gelar juara. “Nah, jika kualitas makanan milik PKL meningkat, otomatis pembeli akan semakin banyak. Ujungujungnya, penghasilan PKL meningkat,” paparnya. (radar)