Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sukses Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi pada Liga Puisi Anak Merah Putih.

Penampilan Nur Khofifah bersama para Juri Liga Puusi 3 Anak Merah Putih, Sabtu (28/10/2023) bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, mampu membawa aura magis peserta Workshop Pelatihan menulis dan membaca puisi di halaman Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Dalam pengumuman yang dilakukan panitia, insan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi mampu menorehkan prestasi seperti Nuhbatul Fakhiroh Maulidia, guru MTsN 1 Banyuwangi sebagai juara kedua dan Nurul Ludfia Rochmah pada juara harapan kedua untuk para guru, sedangkan pada jenjang SMA/MA/SMK, Naila Alivia Nurhidayanti, dari MAN 1 Banyuwangi menempati juara kedua, sedangkan Ghannina Najman Nufus, dari MAN 3 Banyuwangi yang juga Hafidzoh 11 Juz menempati juara harapan kedua.
M. Oktavianus Masheka memberikan apresiasi tersendiri terhadap Ghanina yang menghafal puisi yang di bacanya dan sangat panjang.

Sementara ditingkat SD dan MI, siswa MIN 1 Banyuwangi Aura Latisha Ramadhani menempati juara kedua dan Avilla Fikrotus Putri Y dari MI Islamiyah Rogojampi menempati peringkat harapan kedua, yang menarik dari kedua siswa MI ini, dibina oleh satu orang pembina yang sama.
Selain itu dua madrasah mendapatkan penghargaan sebagai lembaga pengirim peserta terbanyak, yakni MTsN 12 Banyuwangi dan MIN 1 Banyuwangi yang mendapat penghargaan dan diserahkan langsung oleh Samsudin Adlawi, Direktur Radar Banyuwangi.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Dr Moh Amak Burhanudin memberikan apresiasi terhadap para pemenang, dan berharap menjadi pelecut untuk terus meningkatkan prestasi.

“Pada peringatan HAB ke 78 akan kita adakan kegiatan serupa” kata Amak.
Ketua Komunitas Lentera Sastra Syafaat menyampaikan bahwa sebagian dari peserta yang kurang dalam ekspresi, terjebak dengan gaya baca puisi lama yang dibaca panjang panjang.
Hal serupa juga disampaikan Bang Ockta dalam sarasehan membaca puisi,

“Banyak guru yang ketika mengajarkan baca puisi kepada siswanya, hanya untuk menirukan saja, sehingga penghayatan kurang, ” katanya.(Syaf)

source