Banyuwangi – Dalam rangka menyiapkan generasi yang berkualitas dan tumbuh kembang era digital yang semakin pesat dalam dunia pendidikan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mendorong berbagai program-program inovatif di sektor pendidikan. Inovasi-inovasi dalam bidang pembinaan pendidikan dan peningkatan kualitas mutu pelajar dirancang dalam memenuhi kebutuhan dan tantangan di masa depan, Senin (02/10/23)
Tentunya sumberdaya dan kualitas guru pengajar akan menjadi prioritas yang sangat penting bagi dunia pendidikan di Kabupaten Banyuwangi dan suksesnya anak didik di sekolah tergantung dari kualitas guru pengajar yang mana tenaga pengajar merupakan kunci sukses bagi siswa didik yang berkarakter dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
Kepala Dinas Pendidikan, Suratno mengatakan bahwa “Inovasi merupakan kunci untuk peningkatan mutu pendidikan, khususnya di era sekarang ini yang mana pertumbuhan dunia elektronik semakin melampaui batasan dan sekolah tentunya akan membantu orang tua murid untuk bisa mendampingi anak-anak didik untuk mencapai anak atau generasi yang mempunyai dedikasi kecerdasan dan ahli di bidangnya masing-masing yang mereka tekuni, terus terang setelah pasca pandemi sekarang ini kami dari dinas pendidikan terus bekerja keras mensupport dan memberikan pembelajaran melalui metode teknik modern yang tentunya mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh anak-anak, bahkan setidaknya ada 21 Inovasi di berbagai bidang yang hingga sekarang rutin dikerjakan, “ungkapnya.
“Inovasi-inovasi tersebut tak hanya dari Dinas Pendidikan, namun juga didukung oleh stakeholder bidang pendidikan lainnya. Intinya semua untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan formal dan non-formal di Banyuwangi, “Imbuhnya.
Suratno lalu merinci sejumlah inovasi tersebut. Dalam bidang pelayanan pendidikan, terdapat program SADARI (Sistem Informasi Pendirian Sekolah Swasta), program SIM-POS (Sistem Informasi Perpanjangan Operasional Sekolah), program Sensus Status Pendidikan, program SEPI DUDUK SIS (Sekolah Peduli Kependudukan Siswa).
Lalu ada program SMART School yang mengintegrasikan web sekolah, perpustakaan dan pembelajaran secara digital, dan Program SIMPATI (Sistem Pembelajaran dan Administrasi Sekolah Berbasis Teknologi) yang mencakup E-Learning, E-Perpustakaan, dan E-TU sebagai upagaya digitalisasi sistem pendidikan.
“Untuk meningkatkan kecerdasan otak anak, kami juga ada program PMT (Pemberian Makanan Anak), Program GRAVITASI MATAHARI (Gerakan Revitalisasi UKS Mari Tumbuhkan Budaya Sehat Setiap Hari),” ujarnya.
Guna pemerataan pendidikan, Dians Pendidikan menggelar program SAS (Sekolah Asuh Sekolah) yang bertujuan memotong kesenjangan pendidikan antar wilayah antar jenjang serta lintas kewenangan di Banyuwangi. Sekolah bisa mengasuh sekolah lainnya dalam bentuk asuh program pendidikan, asuh sarana pendidikan serta asuh mutu kualitas pendidikan.
Selain juga ada AKSARA (Akselerasi Sekolah Masyarakat) yang bertujuan menyekolahkan kembali/mencari saudara/kerabat yang belum tuntas pendidikan sampai jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang berusia 23 s/d 58 tahun untuk mengikuti pendidikan kesetaraan Kejar Paket A,B,C di Satuan Pendidikan Non Formal.
Selain itu juga ada program Tirakat (Tokoh Inspirasi Pendidikan Masyarakat) yang bertujuan memberikan tindakan persuasi dan penyadaran kepada masyarakat untuk menuntaskan wajib belajar 12 tahun.
“Tak hanya itu, kita juga memiliki Inovasi untu konseling, di antaranya program Kisah Siswa, Aplikasi yang berisi tentang pengaduan siswa juga pengaduan wali sekolah terhadap siswa dan pelaporan wali siswa terhadap komite. Ada juga program SERASA (Konsultasi Bersama Ciptakan Awal Potensi Prestasi) sebuah layanan konseling online mengenai motivasi belajar dan pengembangan diri pelajar. Lalu program Parenting dan Duta Cegah Perkawinan Anak,” beber Suratno.
Di bidang sosial ekomomi, juga ada GEMES MUTU DIGITAL (Gerakan Menabung Siswa Muhammadiyah Tujuh Digital), sebuah aplikasi menabung digital untuk siswa, program SERAWUNG (Semangat Literasi Wujudkan UMKM Unggul) yakni pembekalan ketrampilan usaha bagi warga pelajar, JAKPOT KEJAR (Jelajah Edukasi Potensi Kelompok Belajar) untuk agar setiap warga belajar di masing- masing kelompok belajar bisa meningkatkan potensi yang ada lingkungan Kelompok Belajar.
Selain juga digeber program SAMUDRA (Satu Murid Satu Produk Nusantara) yang bertujuan agar setiap satu murid/warga belajar dapat menciptakan produk nusantara yang mereka minati sesuai bakatnya.
“Tak hanya itu juga ada Lab Alam Bengkel Kopi dimana warga belajar akan belajar langsung ke kebun kopi PKBM Miftahun Najah. Juga ada Banyuwangi Culture Everyweek sebagai media pendidikan bagi peserta didik melalui kegiatan pertunjukan seni yang digelar setiap minggu sehinnga mampu akan menumbuhkan motivasi belajar seni bagi peserta didik,” pungkas Suratno. (Indah rzk)