Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tak Selera Makan sebelum Dapat Emas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

takseleraMendulang sembilan dari sebelas medali yang ditargetkan dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IV Madiun menjadi catatan tersendiri bagi kontingen atletik Banyuwangi. Prestasi yang tentu saja sangat tidak mudah. Butuh keringat dan kerja keras untuk mewujudkannya. Seperti apa perjuangan mereka?

CUACA cerah mengiringi babak final atletik di lintasan atletik Stadion Wi lis, Kota Madiun, Rabu (26/6) lalu. Teriknya sengatan matahari dan hembusan angin yang sedikit kencang tidak mampu menghilangkan ketegangan di wajah atlet dan ofisial Banyuwangi. Ada tiga partai final yang akan dilakoni kontingen balap lari Banyuwangi. Final pertama yang digelar adalah kategori 1.500 meter putra. Adalah Slamet Rizki yang menjadi peserta.

Final kedua adalah estafet 4×400 me ter putri. Final bergengsi adalah pe nentuan di nomor 4×400 meter putra  Enam medali yang sebelumnya diperoleh kontingen atletik Banyuwangi bukan medali emas. Enam partai fi nal yang dilakoni Banyuwangi, semua belum menghasilkan  emas. Paling banter hanya dapat medali perak. Medali perunggu diraih dari 200 meter dan 400 meter putri oleh Nikmatul Nafi ah.

Medali perak didapat dari nomor 400 dan 800 meter putra atas nama Slamet Rizki, 100 meter putra dapat medali perak oleh Rendiyana Putra, dan lompat galah dapat perak oleh Dedi Irawan. “Belum meraih emas, kami memang sedikit tegang. Sebab, pemetaan yang dibuat sudah sesuai target. Cuma itu tadi ada atlet impor. Itu membuat pemetaan kami meleset.

Tapi anak-anak layak dapat emas,” beber Agus Sujiono, ofisial atletik Banyuwangi. Meski sudah banyak mendulang medali, hal itu belum membuat suasana di penginapan atlet atletik mencair. Belum dapat medali emas, membuat sejumlah atlet memilih diam. Bahkan, saat makan siang, banyak yang tidak selera menyantap menu yang disajikan. Saat jarum jam persis menunjuk pukul 15.00, final 1500 meter putra dimulai.

Mohamad Faizin yang digadang-gadang mendulang medali pun bersiap di atas lintasan. Tidak lama kemudian, sprinter yang mengenakan jersey hitam itu langsung berlari di atas lintasan. Sorak-sorai ofisial dan atlet lain pun terdengar. Namun, keberuntungan belum berpihak kepada Mohamad Faizin. Di akhir lomba, dia hanya finis di posisi ketiga sekaligus memastikan medali perunggu. Target merengkuh medali emas dari nomor itu pun lepas.

Belum mendulang medali emas, lalu harapan tertuju ke final 4×400 putri. Harapan itu ada di pundak Nikmatul dkk. Sayang, untuk kesekian kalinya harapan Banyuwangi mendulang medali emas belum ter penuhi. Di nomor itu, kontingen atletik Ba nyuwangi harus puas dengan medali perak. Hanya menambah satu perunggu dan satu pe rak, jelas membuat suasana bench ofisial Banyuwangi semakin tegang.

Harapan satu-satunya tertuju ke final 4×400 meter putra. Empat sprinter David Ali, Slamet Riz ki, Prasetya Adi, dan Mohamad Faizin, menjadi andalan untuk menggondol medali emas pertama. Beberapa atlet dan ofisial pun menitikkan air mata dan saling berangkulan untuk memberikan dukungan. Saat aba-aba start dimulai, suara dukungan dari pinggir lapangan kembali membahana.

Teriakan dan support semangat itu rupanya cukup manjur. Sejak 400 meter pertama dan kedua, sprinter Banyuwangi memimpin. Ketegangan kembali muncul di wajah ofisial Banyuwangi di dua sisa 400 meter. Di putaran ketiga, pelari Kota Malang menempel Banyuwangi. Bahkan, di menjelang garis finish, posisi kedua sprinter nyaris sejajar. Namun, kematangan bertanding membuat sprinter Banyuwangi unggul. Tim estafet putra Banyuwangi akhirnya menuntaskan pertandingan dengan fi nis di posisi pertama.

Itu sekaligus memastikan medali emas pertama. Prestasi itu langsung disambut suka-cita ofisial dan atlet Banyuwangi yang lain. Mereka saling berangkulan dan berlari di atas lintasan atletik. Bendera berlogo PASI dan Kabupaten Banyuwangi pun berkibar. Tidak hanya itu, beban berat yang sebelumnya disandang langsung dilepaskan dengan melakukan selebrasi unik di lintasan atletik. Empat sprinter tersebut berjalan merangkak di atas lintasan menuju ke arah pelatih mereka, Agus Sujiono. (radar)