Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tanaman Berkurang, Lumbung Padi Sepi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Lumbung padi milik warga di Dusun Sidorejo Kulon, Desa Yosomulyo koseng setelah dibagikan ke anggota.

GAMBIRAN – Di era 1980-an hingga 1990-an, menyimpan hasil panen ke lumbung, sempat populer di masyarakat, terutama yang ada di pedesaan. Setiap panen, warga kampung menyimpan gabah di lumbung dan baru diambil saat paceklik.

Nah, usaha menyimpan gabah di lumbung padi itu, kini masih dilakukan oleh warga di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Hanya saja, saat ini jumlah gabah yang disetorkan anggota terus berkurang. Anggota banyak yang lebih suka menyetor uang untuk disimpan.

“Dulu setiap musim panen setiap anggota bisa menyetor satu kuintal gabah. Tapi saat ini, anggota lebih banyak yang menyetorkan uang. Sekarang yang disimpan kurang dari 10 kuintal, dulu bisa sampai lima ton,” ungkap salah satu pengurus lumbung padi, Mukadam, 70, yang tinggal di RT 4, RW 2, Dusun Sidorejo Kulon, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran.

Mukadam menuturkan, perubahan penyimpanan gabah menjadi uang ini menurutnya  karena banyak lahan padi beralih fungsi menjadi tanaman buah naga dan jeruk. Sehingga, saat musim panen padi tidak semua anggota bisa menyetor gabah seperti saat musim panen dulu. “Sekarang yang menanam padi sedikit, pindah ke buah naga,” terangnya.

Mukadam menyebut uang dan gabah hasil simpanan anggota baru dibagi ke warga. Sehingga, lumbung padi juga kosong. Rencananya, anggota sebulan lagi mulai menyetor gabah karena bersamaan dengan musim panen. “Sepertinya banyak yang akan setor uang juga,” cetusnya.

Sementara itu, Budiono, 34, salah satu warga Desa Yosomulyo, mengungkapkan meski setoran gabah banyak berganti uang, namun fungsi lumbung tidak berubah. Warga tetap bisa meminjam gabah dengan mekanisme sesuai aturan yang berlaku. “Meski tidak semua gabah, warga masih bisa pinjam, arisannya juga tetap,” terangnya.

Perubahan gabah menjadi uang, terang dia, itu tidak menjadi masalah selama fungsi dan aturan waktu pembagian simpanan masih seperti aturan lama. “Yang penting panen setor, waktunya laep (paceklik) dikeluarkan, saya rasa bagus,” ujaranya.