ROGOJAMPI – Hujan deras di Banyuwangi Selatan Sabtu malam lalu (26/11), menyebabkan aliran sungai meluap. Pagar dan tanaman cabai di Dusun Sidorejo, Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi, rusak diterjang air sungai yang meluap Minggu kemarin (27/11).
Pagar dan tanaman cabai yang rusak itu milik Rahmat, 50, warga Dusun Dusun Sidorejo, Desa Gitik. Akibat kejadian itu, dia mengalami kerugian jutaan rupiah. “Gara-garanya plengsengan pada drainase yang telah bangun dibongkar dan akan diperbaiki oleh kontraktor,” kata Rahmat.
Menurut Rahmat, plengsengan drainase yang telah dibangun secara swadaya empat tahun lalu itu, dibongkar oleh kontraktor tanpa ada pemberitahuan. Panjang plengsengan drainase yang dibongkar itu mencapai 25 meter. “Maksud saya itu mbok ya pamitan kalau mau bongkar, kalau seperti ini apa pihak kontraktor mau memberi ganti rugi,” cetusnya.
Sejak proyek pelaksanaan pengerjaan drainase itu dimulai, dia sama sekali belum pernah bertemu dengan pelaksana proyek. Anehnya, plengsengan yang telah dibangun empat tahun itu hanya dibongkar sekitar 20 centimeter, dan menyisakan bagian batu fondasi.
“Jika ada komunikasi dan koordinasi, mungkin bangunan plengsengan yang sudah ada tidak perlu dibongkar, tapi hanya diperkuat. Sehingga volume plengsengan bangunan bisa bertambah panjang,” jelasnya. Kepala Desa Gitik, Hamzah mengaku sudah mendapatkan pengaduan dari warganya terkait tanaman cabai yang rusak akibat plengsengan yang dirusak itu.
Pihaknya juga masih belum bertemu dengan pelaksanaan proyek. Proyek pembangunan saluran irigasi di Dusun Sidorejo, Desa Gitik itu sudah berlangsung sejak sepekan lalu. Selama sepekan itu, juga belum memasang papan nama proyek.
“Besok (hari ini) coba akan kami komunikasikan dengan pihak pelaksana proyek terkait persoalan tersebut. Semoga saja ada titik temu antara kedua belah pihak,” katanya. (radar)