Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tengkulak Beli Rp 4.400, Bulog Rp 3.700

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

petani-memanen-padi-di-dusun-pekulo-desa-kepundungan-kecamatan-srono-banyuwangi-kemarin

Harga Gabah dari Petani di Masa Panen

GENTENG – Para petani yang  kini sedang panen padi tampaknya masih senang menjual gabah ke para tengkulak. Sebab, harganya jauh lebih tinggi dibanding harga yang ditetapkan Bulog. Pada musim panen kali ini para tengkulak berani mematok harga  gabah kering panen (GKP) Rp   4.400 per kilogram.

Bulog hanya berani membeli gabah dari petani itu seharga Rp 3.700 per kilogram. Saat ini para petani tampaknya sedang panen raya padi, itu seperti  terlihat di wilayah Kecamatan Songgon, Singojuruh, Srono, Cluring, Muncar, dan Rogojampi.

“Kita memang memilih menjual gabah kepada tengkulak,” cetus Sholihin, 46, warga Dusun Pekulo, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono.  Sholihin menyebut lebih senang menjual gabah hasil panen kepada para tengkulak karena harganya lebih mahal. Apalagi, biaya angkut gabah sudah ditanggung tengkulak.

“Tengkulak membeli gabah dengan harga Rp 4.400 per kilogram,” katanya. Harga itu, terang dia, lebih tinggi di banding musim panen sebelumnya yang hanya Rp 3.700 per kilogram. “Alhamdulillah, harga gabah sekarang lumayan bagus dibanding  panen tiga bulan lalu,” katanya.

Para petani mengaku lebih senang menjual gabah kepada tengkulak karena harganya lebih mahal. Bulog hanya berani membeli  seharga Rp 3.700 per kilogram. “Di tengkulak itu harga lebih ma-  hal dan uang juga langsung dibayar,” ungkapnya.

Sholihin menyebut hasil panen kali ini di atas rata-rata dibanding musim panen sebelumnya. Itu diduga karena faktor cuaca yang sangat mendukung. Sehingga tanaman padi bisa tumbuh dan  berkembang sesuai harapan. “Musim panen sebelumnya hanya dapat 25 karung, kali ini bisa dapat  35 karung per bahu,” terangnya.

Hasil panen yang melimpah dan harga yang lumayan bagus itu sangat menguntungkan petani. Setiap kali panen, harga gabah  tidak selalu bagus dan sering naik-turun. “Lumayan lah, bisa  untuk menambal utang dari   kerugian musim tanam tiga bulan  lalu, dan bisa untuk persiapan musim tanam kembali,” jelasnya.

Petani lain, Supiyati, 54, asal  Dusun Pekulo, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, menyampaikan harga jual gabah kering  tahun ini lebih baik dibanding musim panen sebelumnya. “Harga jual gabah memang tergantung  kualitas gabah.  Rata-rata kualitas gabah kali ini sangat bagus,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Genteng,  Suprapto, mengatakan pada musim panen kali ini  berharap petani menjalin kerja sama dengan Bulog, yakni mau menjual gabah hasil panen kepada Bulog. Itu demi ketahanan pangan dan distribusi gabah  kepada masyarakat yang lebih luas.

“Kita berharap petani bisa menjual kepada Bulog,” ucapnya. Suprapto menyebut saat ini harga beli Bulog kepada petani sebesar Rp 3.700 per kilogram. Harga itu telah  disesuaikan kondisi pasar secara umum. Dia  tidak yakin pedagang di lapangan berani membeli lebih tinggi dari harga yang dipatok Bulog itu.

“Keuntungan menjual gabah kepada Bulog, di antaranya pembayaran cepat dan langsung dilakukan  di lokasi,” katanya.  Tidak hanya itu, lanjut dia, jika kondisi gabah milik  petani itu cocok dengan ketentuan Bulog, maka Bulog siap membeli dalam jumlah banyak.

“Berapa pun akan dibeli, satu ton bisa, banyak juga bisa,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Genteng. (radar)