Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Terancam Sanksi FIFA

BELUM DIBAYAR: Moukwelle saat membela Persewangi dalam kompetisi Divisi Utama 2011/2012
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Giliran Pemain Asing Persewangi Tuntut Hak

BELUM DIBAYAR: Moukwelle saat membela Persewangi dalam kompetisi Divisi Utama 2011/2012

BANYUWANGI – Ketidakmampuan manajemen Persewangi dalam memenuhi hak pemainnya berpotensi memunculkan dampak multidimensional bagi tim berjuluk Laskar Blambangan tersebut.

Bukan tidak mungkin, akibat rentetan kasus tersebut, tim yang bersusah payah merangkak dari Divisi I hingga Divisi Utama PSSI ini harus kembali tersungkur di kompetisi sepak bola amatir.

Kemungkinan ini cukup besar dengan langkah salah satu pilar asingnya asal Prancis, Moukwelle Sylvain. Dia melaporkan kasus tertunggaknya gaji pemain Persewangi ke FIFA dan PSSI.

Bahkan, laporan itu sudah menerima respons dari dua otoritas pengelola sepak bola di Indonesia dan internasional tersebut. “Sudah ada surat balasan BANYUWANGI – Sepak terjang pendekar Banyuwangi di pentas Pospeda yang digelar di Jombang mulai 22 September lalu belum terbendung.

Kegemilangan anak asuh Bambang Wahyuono itu babak pertama lalu berlanjut hingga babak semifinal. Di sejumlah kategori yang dipertandingkan, kontingen Kota Gandrung berhasil melaju hingga final four.

Di kelas A putri, Leni Wulansari melaju hingga semifinal. Kepastian itu diperoleh setelah dia menumbangkan pesilat asal Kabupaten Pasuruan, Terancam Sanksi FIFA dari FIFA terkait laporan itu,” katanya.

Moukwelle menambahkan, dalam surat balasan dari FIFA tersebut, manajemen Persewangi diminta untuk menyelesaikan persoalan kontrak dan gaji pemain.

Bahkan, organisasi pimpinan Joseph Blatter itu memberikan deadline bagi manajemen untuk menyelesaikan persoalan itu hingga 27 Agustus 2012 lalu. Nyatanya, hingga saat ini persoalan yang menjadi masalah kronis Persewangi di pentas Divisi Utamaitu belum diselesaikan.

Pria asal Prancis itu bahkan sudah melakukan koordinasi dengan pihak manajemen. Namun, hingga kini belum adanya respons positif dari manajemen tim. Hal inilah yang kemudian memaksa Moukwelle membawa masalah tersebut ke PSSI dan FIFA. “Aku sudah ketemu pengurus di sana.

Dan, Persewangi dalam bahaya,” cetusnya. Bahaya? Moukwelle menuturkan, persoalan akut terkait ketidakmampuan manajemen membayar gaji dan kontrak pemainnya bisa berdampak multidimensional. Bila tidak ada penyelesaian, maka eksistensi Persewangi di pentas Divisi Utama bisa tamat.

Sanksi sudah dipersiapkan bila nyata-nyata manajemen tidak memberikan hak pemain. Sanksi yang terancam diberikan bila kasus ini tidak diselesaikan di antaranya Laskar Blambangan terancam tidak menerima subsidi untuk memulai kompetisi baru musim depan.

Dan, paling fatal, tim berkostum merah-hitam itu dipastikan tidak boleh mengikuti kompetisi pada musim depan. Imbas dari sanksi kedua tadi, otomatis Persewangi akan dipastikan turun kasta di musim berikutnya. “Aku sudah sampaikan semua ini ke manajemen.

Tapi manajemen bilang tidak ada uang dan melemparkannya (masalah ini) ke bupati dan Dispora,” ujar pemain yang pernah membela PSBI Blitar, Persis Solo, dan Deltras Sidoarjo itu. (Radar)